4 Orang Tewas dan 4 Lainnya Cedera dalam Ledakan di Kota Basra Irak
Sedikitnya empat orang tewas dan empat lainnya cedera dalam ledakan yang mengguncang kota Basra, Irak selatan, pada Selasa (7/12/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya empat orang tewas dan empat lainnya cedera dalam ledakan yang mengguncang Kota Basra, Irak selatan, pada Selasa (7/12/2021).
Kolom asap hitam terlihat membumbung ke langit.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan militer Irak, dijelaskan penyebab ledakan dari sepeda motor dilengkapi bahan peledak.
Melansir Al Jazeera, Security Media Cell Irak, sebuah outlet yang berafiliasi dengan pasukan keamanan negara membeberkan, empat korban tewas diakibatkan oleh kebakaran dari dua mobil yang berada di dekat sepeda motor tersebut.
Baca juga: Ledakan Bom Mobil Guncang Somalia, 8 Orang Tewas dan 17 Lainnya Terluka
Baca juga: Tedengar Suara Ledakan di Dekat Fasilitas Nuklir Utama Iran, Rupanya Uji Coba
"Pakar forensik dan tim teknis khusus masih berada di lokasi kecelakaan untuk menentukan sifatnya dan memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat kecelakaan itu," kata Saad Maan, kepala Security Media Cell, dalam sebuah pernyataan.
"Sel akan mengumumkan dalam pernyataan selanjutnya rincian yang lebih luas setelah menyelesaikan penyelidikan dan laporan teknis," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, seorang sumber keamanan senior mengatakan kepada jaringan media Rudaw bahwa ledakan itu terjadi di seberang Rumah Sakit al-Jumhouri di pusat kota dekat persimpangan al-Samoud.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Baca juga: Tedengar Suara Ledakan di Dekat Fasilitas Nuklir Utama Iran, Rupanya Uji Coba
Baca juga: Rusia Klaim Tangkap Tiga Mata-mata Ukraina, Rencanakan Lancarkan Serangan Ledakan
Gubernur Basra, Asaad al-Edani mengatakan kepada wartawan bahwa ledakan itu "membawa sidik jari Daesh (ISIS)".
Sementara itu, polisi dan sumber kesehatan sebelumnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 20 orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut.
Serangan bom di Irak selatan, di mana sebagian besar minyak negara itu diproduksi, relatif jarang terjadi, terutama sejak kekalahan kelompok bersenjata ISIL (ISIS) pada 2017.
Terjadi peningkatan ketidakstabilan politik di Irak setelah pemilihan parlemen 10 Oktober yang melihat pemimpin populis Muqtada al-Sadr muncul sebagai pemenang terbesar.
Faksi bersenjata Syiah yang setia kepada Iran yang kehilangan sekitar dua pertiga kursi parlemen mereka telah menolak hasil pemilihan, menuduh penipuan.
Berita lain terkait dengan Irak
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)