Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pentagon Tak Hukum Pasukan AS yang Terlibat Tragedi Pesawat Tak Berawak yang Tewaskan 10 Warga Sipil

Militer AS tidak akan menjatuhkan hukuman bagi tentara yang terlibat dengan tragedi pesawat tak berawak yang menewaskan 10 warga Afghanistan.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pentagon Tak Hukum Pasukan AS yang Terlibat Tragedi Pesawat Tak Berawak yang Tewaskan 10 Warga Sipil
CNA
Serangan pesawat tak berawak di Kabul akibatkan 10 warga sipil tewas. 

Sebaliknya, militer membunuh Zamarai Ahmadi, seorang warga Afghanistan yang bekerja untuk Nutrition and Education International (NEI), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada memerangi kekurangan gizi.

Baca juga: Selidiki Keberadaan UFO, Pentagon Membentuk Grup Baru

Saat itu, Ahmadi sedang dalam proses mengajukan permohonan visa untuk memindahkan keluarganya ke AS.

Kemudian serangan itu terjadi dan menewaskan sembilan orang lainnya, termasuk anggota keluarga Ahmadi.

Steven Kwon, presiden NEI tempat Ahmadi bekerja, mengecam keputusan Departemen Pertahanan.

Kwon menyayangkan sikap AS yang tidak meminta pertanggungjawaban siapa pun atas meninggalnya 10 warga Afghanistan.

Kwon juga telah memohon kepada pemerintah AS untuk mengevakuasi anggota keluarga dan karyawan NEI.

Ledakan keras kembali terdengar di ibukota Afghanistan, Kabul pada Minggu (29/8/2021).
Ledakan keras kembali terdengar di ibukota Afghanistan, Kabul pada Minggu (29/8/2021). (Najiba/AFP)

"Keputusan ini mengejutkan. Bagaimana militer kita bisa salah mengambil nyawa 10 orang Afghanistan yang berharga, dan tidak meminta pertanggungjawaban siapa pun dengan cara apa pun?," kata Kwon.

Berita Rekomendasi

"Saya telah memohon kepada pemerintah AS untuk mengevakuasi anggota keluarga dan karyawan NEI yang terkena dampak langsung selama berbulan-bulan karena situasi keamanan mereka sangat mengerikan," katanya.

The New York Times pertama kali melaporkan keputusan menteri pertahanan itu.

Sebuah tinjauan komprehensif dari serangan yang diperintahkan oleh Austin menemukan tidak ada pelanggaran hukum, termasuk hukum perang, dalam serangan udara yang keliru.

"Mereka semua memiliki keyakinan yang tulus berdasarkan informasi yang mereka miliki bahwa itu adalah ancaman bagi pasukan AS, ancaman yang akan segera terjadi bagi pasukan AS," kata Letnan Jenderal Sami Said kepada wartawan pada awal November.

Baca juga: Bantu 1,8 Juta Pengungsi Afghanistan, Inggris Sumbang Rp 1,4 Triliun

"Itu kesalahan. Ini kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang jujur. Saya mengerti konsekuensinya, tapi itu bukan tindakan kriminal, kelalaian tindakan acak," jelasnya.

Said tidak akan menjawab pertanyaan pertanggungjawaban, karena ia akan menyerahkannya kepada komandan.

"Saya tidak menghilangkan kemungkinan pertanggungjawaban. Itu urusan komandan," kata Said.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas