Mantan PM Jepang Shinzo Abe: Petualangan Militer China Bisa Jadi Tindakan Bunuh Diri
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan setiap petualangan militer China terhadap negara tetangga bisa menjadi tindakan bunuh diri
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendesak China untuk tidak memprovokasi negara tetangganya atau berusaha mengekspansi wilayah, dengan mengatakan bahwa setiap petualangan militer China bisa menjadi tindakan bunuh diri.
“Petualangan dalam urusan militer, jika dilakukan oleh ekonomi besar seperti China, bisa dikatakan bunuh diri,” kata Abe, dalam pesan videonya di forum keamanan, Selasa (14/12/2021).
“Kita harus mendesak mereka untuk tidak melakukan ekspansi teritorial dan menahan diri dari memprovokasi, sering kali menindas, tetangga mereka karena itu akan merugikan kepentingan mereka sendiri,” katanya.
Abe mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu tetapi masih berpengaruh sebagai ketua faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa.
China mengklaim hampir semua perairan kaya energi di Laut China Selatan, dengan mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan.
Baca juga: Taiwan: China Akan Kesulitan Melakukan Invasi Penuh, Tak Bisa Daratkan Pasukan Sekaligus
Baca juga: China Bertekad Menyerang Balik Jika Amerika Serikat Sembrono Memberlakukan Sanksi
Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag telah menyebut klaim China itu tanpa dasar hukum. Namun China menolak mengakui keputusan pengaedilan itu.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim atas beberapa bagian laut di Laut China Selatan itu.
Di Laut Cina Timur, Cina mengklaim sekelompok pulau tak berpenghuni yang dikelola Jepang.
Perselisihan antara kedua negara ini telah mengganggu hubungan bilateral selama bertahun-tahun dan memicu lebih banyak ketegangan antara negara-negara tetangga.
Abe mengeluarkan pernyataan menyusul komentar bulan ini bahwa setiap kedaruratan di Taiwan berarti kedaruratan bagi Jepang serta aliansi keamanannya dengan Amerika Serikat. Juga disebutkan, Presiden China Xi Jinping jangan sampai salah mengartikannya.
Baca juga: Pesawat Pengebom Tiongkok Menyebar Ranjau Laut di Laut China Selatan
Baca juga: Mantan PM Shinzo Abe Desak Jepang Bisa Lebih Tegas Terhadap China
Asisten Menteri Luar Negeri China Hua Chunying menyebut pernyataan yang dibuat pada 1 Desember itu adalah salah dan melanggar norma-norma dasar hubungan bilateral.
China juga memanggil Duta Besar Jepang untuk Beijing menyusul pernyataan itu.
“Komentar Abe secara terbuka menantang kedaulatan China dan memberikan dukungan berani kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, ujar Hua dikutip oleh laporan berita.
Ketegangan atas Taiwan yang diklaim China telah meningkat ketika Xi berusaha menegaskan klaim kedaulatan negaranya atas pulau yang diperintah secara demokratis itu.
Pemerintahnya mengatakan menginginkan perdamaian tetapi akan membela diri jika diperlukan.
Baca juga: AS Boikot Olimpiade Beijing 2022, China Dicap Lakukan Pelanggaran HAM Kejam
Baca juga: China Beri Peringatan Keras Setelah Negara-negara Barat Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
Dalam beberapa bulan terakhir, Taipei juga menuduh Beijing melakukan serangan berulang kali ke zona pertahanan udaranya.
Hal ini mendorong Taiwan untuk mengerahkan jetnya dan memperingatkan China agar tidak melakukan lebih banyak pelanggaran.
Dukungan untuk Taiwan
Dalam pesannya pada hari Selasa, Abe menyatakan dukungannya untuk partisipasi Taiwan dalam pakta perdagangan regional yang disebut Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lain yang berpikiran sama harus bekerja keras untuk membawa Taiwan ke organisasi internasional yang memiliki relevansi universal. WHO berada di urutan teratas,” kata Abe.
Baca juga: Taiwan Halau 27 Jet Tempur Cina yang Masuki Zona Pertahanan Udaranya
Baca juga: Taiwan Kini Diperkuat Jet Tempur F-16 Varian Tercanggih untuk Hadapi Ancaman China
Taiwan adalah salah satu masalah paling sensitif di China. Beijing tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan.
Cina menganggap pulau itu sebagai salah satu provinsinya tanpa hak kedaulatan.
Sebaliknya Taiwan mengatakan hanya pemerintahannya yang terpilih yang dapat mewakili rakyat Taiwan di panggung dunia. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)