Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakistan Tewaskan Komandan lapangan Kelompok Radikal Tehrik-i-Taliban

Operasi mematikan terjadi selama operasi kontra-teroris pasukan keamanan Pakistan pada 18 Desember.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Pakistan Tewaskan Komandan lapangan Kelompok Radikal Tehrik-i-Taliban
AFP/CNA
Gambar tak bertanggal pemimpin senior Taliban Pakistan Maulvi Faqir Mohammad (mengenakan topi), yang menurut para militan lolos dari serangan pesawat tak berawak di Afghanistan 

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Insiden lain terjadi di kota Karachi di Pakistan selatan, di mana sebuah ledakan merenggut nyawa sedikitnya 16 warga sipil.

Menurut lembaga penegak hukum, ledakan itu terjadi di gedung bank swasta pada 18 Desember.

Alasan pasti ledakan itu belum terungkap. Kantor Berita Geo melaporkan ledakan itu bisa saja terjadi karena kebocoran gas.

Tewasnya seorang komandan lapangan kelompok itu diyakini akan meningkatkan potensi serangan terorisme di Pakistan.

Tekan Ekstremisme Agama

Para pemimpin politik dan militer Pakistan telah bersumpah memberantas ekstremisme agama ultra-konservatif menyusul aksi brutal di Sialkot.

Berita Rekomendasi

Beberapa waktu lali massa menyiksa, secara brutal membunuh seorang warga negara Sri Lanka, dan membakar tubuhnya.

Sekitar 900 kasus telah diajukan ke polisi dan 235 orang ditangkap sehubungan dengan pembunuhan itu.

“Biarkan saya menjelaskan ini: Saya telah memutuskan mulai sekarang kami tidak akan mengampuni mereka yang melakukan kekerasan atas nama agama, terutama atas nama Nabi Suci (SAW),” kata Perdana Menteri Imran Khan pada peringatan tewasnya Priyantha Kumara Diyawadana, seorang manajer pabrik tekstil berusia 48 tahun.

Massa menuduh Diyawadana mencopot stiker Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) atau 'Saya Hadir Pakistan' (TLP), sebuah kelompok agama militan sayap kanan, dari mesin sebelum dikunjungi oleh orang asing.

Beberapa laporan mengklaim perselisihan antara Diyawadana dan pekerja memicu hukuman mati tanpa pengadilan. Tidak jelas apakah argumen itu mungkin terkait dengan stiker.

TLP mengutuk pembunuhan Sialkot tetapi sering mengubah tuduhan penistaan ​​agama yang tidak berdasar menjadi perang salib yang kejam di negara di mana hukuman untuk itu adalah hukuman mati wajib.

Apa pun yang memicu pembunuhan itu, respons pemerintah tampaknya bertujuan untuk memproyeksikan tekad untuk mengatasi masalah yang semakin parah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas