Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Larang Wanita Afghanistan Berpergian Jauh Tanpa Ditemani Kerabat Pria

Taliban mengharuskan perempuan yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh untuk ditemani kerabat dekat pria.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Taliban Larang Wanita Afghanistan Berpergian Jauh Tanpa Ditemani Kerabat Pria
Hector RETAMAL / AFP
Foto yang diambil pada 22 November 2021 ini menunjukkan para wanita menunggu anggota staf Doctors Without Borders (MSF) untuk memeriksa tanda-tanda kekurangan gizi pada anak-anak mereka, di sebuah kamp pengungsi di pinggiran Herat, Afghanistan - Taliban mengatakan perempuan yang melakukan perjalanan jarak jauh harus ditemani kerabat dekat laki-laki. 

TRIBUNNEWS.COM - Taliban membuat aturan baru yang melarang wanita Afghanistan berpergian jauh tanpa ditemani oleh kerabat dekat pria.

Aturan Taliban tersebut menuai banyak kecaman.

Melansir Al Jazeera, Otoritas Taliban Afghanistan mengatakan, perempuan yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh tidak boleh ditawari transportasi darat kecuali mereka ditemani oleh kerabat dekat laki-laki.

Pedoman tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan pada hari Minggu (26/12/2021).

Mereka juga meminta pemilik kendaraan untuk menolak tumpangan kepada wanita yang tidak mengenakan jilbab.

Aturan tersebut telah menuai kecaman dari para aktivis hak asasi manusia.

Baca juga: Ratusan Warga Afghanistan Demo Tuntut Pembebasan Aset: Biarkan Kami Makan

Baca juga: PBB Akan Bayar Uang Keamanan Rp84 Miliar kepada Taliban

Langkah itu mengikuti Taliban yang melarang banyak perempuan dalam peran sektor publik untuk kembali bekerja setelah perebutan kekuasaan mereka pada 15 Agustus lalu.

Berita Rekomendasi

Selain itu, sebagian besar anak perempuan masih dilarang pergi ke sekolah.

Aturan ini masih berlaku, meskipun kelompok tersebut berusaha untuk merancang citra moderat secara internasional dalam upaya untuk memulihkan bantuan yang ditangguhkan.

Taliban melarang wanita berpergian lebih dari 75 km tanpa ditemani kerabat pria.

"Wanita yang bepergian lebih dari 72 km (45 mil) tidak boleh ditawari tumpangan jika mereka tidak ditemani oleh anggota keluarga dekat," kata juru bicara kementerian Sadeq Akif Muhajir.

Dia memberi penjelasan lebih rinci, bahwa yang menemani harus kerabat dekat pria.

Larangan Taliban Lainnya

Pedoman baru, yang beredar di jejaring media sosial, juga meminta orang-orang untuk berhenti memutar musik di kendaraan mereka.

Beberapa pekan lalu, kementerian meminta saluran televisi Afghanistan untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor wanita.

Ia juga meminta jurnalis TV perempuan mengenakan jilbab saat presentasi.

Gambar ini diambil pada 28 November 2021 menunjukkan siswa Mursal (kiri) dan yang lainnya menghadiri kelas siaran di Radio Begum di Kabul. - Dari Kabul yang dikuasai Taliban, Radio Begum menyiarkan suara-suara wanita yang telah dibungkam di seluruh Afghanistan. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) / TO GO WITH 'Afghanistan-women-mass-media-radio
Gambar ini diambil pada 28 November 2021 menunjukkan siswa Mursal (kiri) dan yang lainnya menghadiri kelas siaran di Radio Begum di Kabul. - Dari Kabul yang dikuasai Taliban, Radio Begum menyiarkan suara-suara wanita yang telah dibungkam di seluruh Afghanistan. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) / TO GO WITH 'Afghanistan-women-mass-media-radio",FOCUS by Caroline TAIX (AFP/HECTOR RETAMAL)

Muhajir mengatakan, jilbab juga akan diperlukan untuk wanita yang mencari transportasi.

Definisi jilbab oleh Taliban adalah yang dapat berkisar dari penutup rambut hingga cadar atau penutup seluruh tubuh.

Untuk diketahui, sebagian besar wanita Afghanistan sudah mengenakan jilbab.

Human Rights Watch mengecam pedoman terkait tahanan perempuan.

“Orde baru ini pada dasarnya bergerak lebih jauh ke arah membuat tahanan perempuan,” kata Heather Barr, direktur asosiasi hak-hak perempuan kelompok itu.

“(Tahanan perempuan) menutup peluang bagi mereka untuk dapat bergerak dengan bebas, bepergian ke kota lain, melakukan bisnis, (atau) dapat melarikan diri jika mereka menghadapi kekerasan di rumah,” tambah Barr.

Awal bulan ini, Taliban mengeluarkan dekrit atas nama pemimpin tertinggi mereka yang menginstruksikan pemerintah untuk menegakkan hak-hak perempuan, tetapi tidak menyebutkan akses anak perempuan ke pendidikan.

Pada hari Minggu (26/12/2021), Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan, Abdul Baqi Haqqani mengatakan, pihak berwenang sedang membahas masalah ini.

“Imarah Islam tidak menentang pendidikan perempuan tetapi menentang pendidikan bersama,” kata Haqqani kepada wartawan.

“Kami sedang bekerja untuk membangun lingkungan Islami, di mana perempuan bisa belajar, mungkin perlu waktu,” katanya.

Namun dia tidak merinci kapan anak perempuan bisa kembali ke sekolah dan universitas di seluruh negeri.

Baca juga: Jepang akan Beri Sumbangan 100 Juta Dolar AS untuk Afghanistan

Baca juga: 23 Juta Rakyat Afghanistan Hadapi Ancaman Kelaparan

Hak-hak perempuan sangat dibatasi selama masa kekuasaan Taliban sebelumnya pada 1990-an.

Mereka dipaksa memakai burqa penutup wajah, hanya diperbolehkan keluar rumah dengan pendamping laki-laki dan dilarang bekerja dan pendidikan.

Penghormatan terhadap hak-hak perempuan telah berulang kali sebagai syarat untuk memulihkan bantuan.

PBB telah memperingatkan bahwa Afghanistan menghadapi kelaparan di musim dingin ini, memperkirakan bahwa 22 juta warga menghadapi kekurangan makanan parah.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas