Kazakhstan Menahan Mantan Kepala Keamanan Nasional atas Dugaan Makar
Mantan kepala badan intelijen Kazakhstan telah ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi, setelah sebelumnya dipecat.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Pemerintah beralasan kenaikan tersebut sebagai kontrol harga agar sejalan dengan harga pasar global.
Meskipun Kazakhstan memiliki cadangan gas dan minyak yang luas serta kekayaan mineral, ketidakpuasan tentang kondisi kehidupan yang buruk sangat kuat di beberapa bagian negara itu.
Banyak orang Kazakh juga kesal dengan dominasi partai yang berkuasa yang memegang lebih dari 80 persen kursi di parlemen.
Protes terus berlanjut meskipun pemerintah mengundurkan diri.
Pihak berwenang memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar dan membatasinya selama enam bulan ke depan.
Dalam insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak kemerdekaan pada tahun 1991, pengunjuk rasa bahkan berusaha untuk merobohkan patung Nursultan Nazarbayev.
Nursultan Nazarbayev adalah presiden pertama yang merupakan kekuatan politik dominan di negara itu selama lebih dari tiga dekade.
Ia menyerahkan kekuasaan kepada Tokayev pada tahun 2019.
Apa hubungannya presiden dengan aksi protes ini?
Tokayev telah menjanjikan respons yang tegas terhadap aksi protes tersebut.
"Sebagai presiden, saya berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kedamaian warga negara kami, mengkhawatirkan integritas Kazakhstan," katanya saat di televisi Kazakh, seraya menambahkan bahwa dia bermaksud "bertindak sekuat mungkin".
Tokayev mengumumkan keadaan darurat di Almaty pada hari Selasa (4/1/2022), memberlakukan jam malam dan membatasi akses ke kota.
Ratusan pengunjuk rasa ditahan setelah menyerbu kantor-kantor pemerintah.
Tokayev kemudian memberlakukan keadaan darurat selama dua minggu di ibu kota, Nur-Sultan.