Kazakhstan Menahan Mantan Kepala Keamanan Nasional atas Dugaan Makar
Mantan kepala badan intelijen Kazakhstan telah ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi, setelah sebelumnya dipecat.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Protes terhadap kenaikan harga bahan bakar di Kazakhstan sejak 2 Januari 2022 telah menyebabkan krisis politik di negara pecahan Uni Soviet itu.
Pemerintah (kabinet) mengundurkan diri pada 5 Januari atas perintah Presiden Kassym-Jomart Tokayev ketika aksi protes berubah menjadi kekerasan di beberapa kota, kota kecil dan desa di negara Asia Tengah.
Demonstran menyerbu kantor walikota di Almaty, kota terbesar di negara itu.
Mereka berusaha masuk ke kediaman presiden, menurut laporan berita lokal.
Banyak dari demonstran yang berkumpul di kantor walikota membawa tongkat dan tameng, dan api terlihat berasal dari gedung, menurut laporan.
Baca juga: Puluhan Warga dan Polisi Tewas dalam Aksi Protes Kenaikan Harga BBM di Kazakhstan
Baca juga: Kerusuhan di Kazakhstan, Dubes Fadjroel Pastikan 141 WNI dalam Kondisi Sehat dan Aman
Polisi di Almaty mengatakan pada hari Kamis bahwa puluhan perusuh telah "dibasmi", kantor berita Interfax melaporkan.
Sementara itu, ribuan orang berkumpul di luar kediaman presiden di kota itu.
Kebakaran juga dilaporkan terjadi di kantor kejaksaan Almaty.
Puluhan kendaraan polisi dibakar atau dirusak.
Departemen kesehatan kota Almaty mengatakan 190 orang memerlukan bantuan medis, termasuk 137 polisi.
Pemerintah kota mendesak warga untuk tinggal di rumah.
Atameken, kelompok lobi bisnis Kazakhstan, mengatakan para anggotanya melaporkan serangan terhadap bank, toko, dan juga restoran.
Bagaimana awal mula terjadinya protes?
Dilansir The National News, pada awal tahun 2022, harga bahan bakar gas cair, yang digunakan sebagian besar orang Kazakh untuk bahan bakar mobil, naik dua kali lipat.