Tren Unboxing Istri Sebelum Malam Pertama, Kementerian Agama Malaysia Sebut Bisa Rusak Keluarga
Tren istri ‘unboxing’ di aplikasi TikTok yang baru diungguh menunjukkan pengantin pria membantu membuka kerudung calon pengantin wanita
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Belakangan ini melanda di kalangan pengantin baru yakni unboxing pengantin atau unboxing oleh suami, bahkan banyak dibagikan di media sosial seperti TikTok atau pun media sosial lainnya.
Tren yang semakin digilai ini mendapatkan kritik dan kecaman besar dari publik.
Video yang diunggah menunjukkan pengantin pria akan membantu membuka kerudung pengantin wanita dengan melepas setiap aksesori yang ada di kepala pengantin wanita terlebih dahulu.
Keduanya masih mengenakan pakaian pernikahan dan direkam melalui cermin oleh pengantin wanita.
Rata-rata orang yang menonton akan memberikan beragam reaksi di kolom komentar.
"Tidak ada rasa malu merekam video seperti ini, aurat istri perlu dijaga suami," kata Faez.
Baca juga: VIRAL Pengantin di Magelang Akad Nikah di Dalam Bak Truk, Ungkap Pesan Moral di Baliknya
“Pengantin muda masa kini mudah mengikuti hal-hal yang tidak baik, konon mengikuti tren, tetapi lebih ke arah mempermalukan diri sendiri dan keluarganya,” kata Wan Putri.
Seorang pengguna bernama Dell yang juga mengunggah video teguran kepada pasangan yang ikut dalam tren tersebut.
"Banyak wanita yang saya lihat kurang malu mengunggah rekaman video 'unboxing oleh suami' di TikTok.
"Semuanya perlu direkam, kalau ada orang lain yang mengomentari dan mengkritik, kamu akan marah," katanya.
Menteri Agama Sebut Bisa Rusak Keluarga
Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri Agama Ahmad Marzuk Shaary kecewa dengan gaya hidup masyarakat muslim saat ini yang mencampurkan hal-hal halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat saat ini menggunakan media sosial untuk mendapatkan popularitas.
Ia mengatakan, tindakan segelintir orang yang tanpa malu-malu mengungkap aib pasangannya karena ingin mengikuti tren 'unboxing' istrinya di media sosial bisa berujung pada runtuhnya institusi keluarga.