Seorang pengunjuk rasa memegang plakat bertuliskan "Jean-Michel Blanquer - pengunduran diri!" selama demonstrasi yang diserukan oleh serikat guru untuk mengecam "kekacauan yang tak terlukiskan" karena tindakan pemerintah baru terhadap Covid-19, di Marseille, Prancis selatan, pada 13 Januari 2022. - Menurut perkiraan Snuipp-FSU, serikat sekolah dasar terkemuka, 75% guru sekolah dasar tidak boleh melewati gerbang sekolah pada 13 Januari 2022, dan oleh karena itu setengah dari mereka harus ditutup. (Photo by CLEMENT MAHOUDEAU / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Ribuan guru melakukan mogok kerja selama satu hari dan berdemonstrasi di Prancis pada Kamis 13 Januari 2022 menuntut pengunduran diri Menteri Pendidikan.
Guru dan staf sekolah berbaris selama demonstrasi yang diserukan oleh serikat guru. Mereka menilai pemerintah gagal untuk mengadopsi kebijakan yang masuk akal bagi sekolah dalam pencegahan Covid-19 di sekolah.
Para guru, orang tua, dan administrator sekolah telah berjuang untuk mengikuti aturan-aturan baru pengujian Covid-19 yang diumumkan sebelum akhir liburan Natal. Kebijakan ini berubah dua kali karena dikritik.
Pemerintah Prancis telah merubah kebijakan sebelumnya dengan cepat menutup kelas-kelas karena lonjakan kasus Covid-19. Pemerintah mengatakan, beberapa kerumitan dalam aturan-aturan yang diterapkan adalah harga yang harus dibayar untuk terus menjaga sekolah-sekolah dapat tetap buka.
Lonjakan kasus infeksi usai tahun baru di Prancis mencapai rekor harian mendekati 370.000 kasus dan telah menyebabkan kasus Covid-19 juga melonjak di sekolah-sekolah.