Kabar Deportasi Mendunia, Novak Djokovic Kini Mendarat di Dubai
Djokovic mengaku 'sangat kecewa' setelah Australia dengan suara bulat menguatkan pembatalan visanya karena alasan ketertiban umum.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic akhirnya mendarat di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin waktu setempat, setelah dideportasi dari Australia karena polemik status vaksinasi virus corona (Covid-19).
Akibatnya, upayanya meraih rekor gelar Grand Slam ke-21 pun terpaksa pupus.
Saat Australia Terbuka berlangsung di Melbourne Australia, pada saat yang sama petenis papan atas ini turun dari pesawat Emirates dengan membawa dua tas dan mengenakan masker, tujuan akhirnya pun tidak diketahui.
Peristiwa ini mengikuti serangkaian 'pertempuran hukum yang berlarut-larut dan berisiko tinggi' antara Djokovic yang tidak divaksinasi dengan pihak berwenang Australia yang mempolarisasi opini serta merusak reputasi kedua belah pihak.
Baca juga: Berita Foto : Kalah Banding, Novak Djokovic Dideportasi
Djokovic mengaku 'sangat kecewa' setelah Pengadilan Federal Australia dengan suara bulat menguatkan pembatalan visanya karena alasan ketertiban umum.
Bintang yang direndahkan itu pun kemudian menumpang pesawat dari bandara Tullamarine Melbourne ke Dubai pada Minggu malam, didampingi oleh rombongan timnya dan pejabat.
Menurut seorang reporter AFP yang ada dalam pesawat, penerbangan Emirates EK409 itu lepas landas pada pukul 10.51 waktu setempat dan mendarat sebelum fajar di Dubai.
Sebelumnya dalam 11 hari terakhir, pemerintah Australia telah 2 kali mencabut visa petenis Serbia tersebut dan menempatkannya di tahanan imigrasi.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (17/1/2022), pemerintah Australia menyampaikan bahwa kehadiran Djokovic yang tidak divaksinasi itu dapat memicu sentimen anti-vaksin di tengah gelombang tinggi kasus varian Omicron.
Baca juga: Novak Djokovic segera dideportasi dari Australia setelah permohonan banding ditolak
Dua kali bintang Serbia tersebut melawan keputusan di pengadilan, memenangkan satu putaran namun kalah dalam penentuan pada hari Minggu.
Dengan beberapa kata 'pahit', Kepala Hakim Pengadilan Federal Australia, James Allsop, mengakhiri satu minggu drama hukum tinggi yang disorot di seluruh dunia.
"Perintah pengadilan adalah bahwa aplikasi yang diubah ditolak dengan biaya," kata Allsop.
Dengan sedikit kesempatan untuk mengajukan banding, Djokovic menyadari 'permainan telah berakhir' dan ia tidak akan meramaikan Melbourne Park tahun ini.
"Saya tidak bisa tinggal di Australia dan berpartisipasi di Australia Terbuka, saya harap kita semua sekarang bisa fokus pada permainan dan turnamen yang saya sukai," kata Djokovic, menjelang turnamen yang telah ia dominasi selama satu dekade, memenangkan rekor sembilan gelar.
Namun kontroversi tersebut tampaknya akan terus berlanjut, dengan citra Djokovic yang sangat ternoda dan pemerintah Australia yang meningkatkan reputasinya karena memusuhi para pendukung.
Perdana Menteri konservatif Australia, Scott Morrison pun memuji putusan pengadilan yang dianggap tepat.
"Keputusan pembatalan ini dibuat atas dasar kesehatan, keselamatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan publik untuk melakukannya. Saya menyambut baik keputusan untuk menjaga perbatasan kita agar tetap kuat dan menjaga keamanan warga Australia," kata Morrison.