Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Christine Lee, Dituduh Sebagai Mata-mata China yang Menyusup ke Parlemen Inggris

Inggris mengumumkan seorang mata-mata dari China yang memiliki akses begitu luas di negara sekutu Amerika itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sosok Christine Lee, Dituduh Sebagai Mata-mata China yang Menyusup ke Parlemen Inggris
VOA Indonesia
Terduga mata-mata China, Christine Lee (baju biru) bersama Ketua Partai Buruh Inggris saat itJeremy Corbyn (tengah) dan beberapa tokoh Partai Buruh lainnya pada foto 12 Februari tahun 2016 (foto:dok). 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON -  Dunia heboh. Pasalnya Inggris mengumumkan seorang mata-mata dari China yang memiliki akses begitu luas di negara sekutu Amerika itu.

Namanya Christine Lee.

Pengacara kenamaan di Inggris itu dituduh sebagai mata-mata China yang beroperasi di Inggris.

Dia dianggap bekerja langsung di bawah kendali Partai Komunis China.

Christine Lee bukan orang biasa di Inggris.

Relasinya banyak mulai dari penguasa, anggota parlemen hingga birokrat hukum.

Pada 2019, dia mendapatkan penghargaan dari  perdana menteri Inggris  saat itu, Theresa May, karena membantu kerja sama Tiongkok-Inggris.

Christine Ching Kui Lee disebut sebagai mata-mata China yang menyusup ke Parlemen Inggris dengan memberikan dana untuk anggota parlemen demi kepentingan Partai Komunias China. (Sumber: BBC)
Christine Ching Kui Lee disebut sebagai mata-mata China yang menyusup ke Parlemen Inggris dengan memberikan dana untuk anggota parlemen demi kepentingan Partai Komunias China. (Sumber: BBC) 

Baca juga: Angka Kelahiran di China Turun ke Rekor Terendah Sejak 1949

BERITA TERKAIT

Adalah Badan Intelijen Inggris M15 yang berhasil membongkar kedok Christine Lee.

MI5 sedang menghadapi tekanan politik untuk menjelaskan mengapa mereka tidak memberi tahu parlemen Inggris lebih dini tentang kegiatan dari seorang mata-mata China yang dicurigai.

Badan keamanan kini mengatakan mata-mata itu “secara terbuka terlibat dalam campur tangan politik di Inggris.”

Badan keamanan Inggris telah memperingatkan dalam bulan-bulan terakhir ini tentang China yang meningkatkan kegiatan mata-matanya di negara itu.

Christine Lee, seorang ibu berusia 59 tahun dan memiliki dua anak, serta menjabat sebagai penasihat hukum untuk Kedutaan Besar China.

Lee dituduh selama ini berkoordinasi dengan United Front Work Department, suatu organisasi yang diketahui menggunakan pengaruh China di luar negeri atas nama partai berkuasa negara itu.

Badan itu mengatakan Lee telah “memfasilitasi” sumbangan untuk partai politik dan legislator Inggris “atas nama warga negara asing.”

Anggota-anggota parlemen Inggris diminta untuk menyatakan sumber sumbangan yang mereka terima, yang harus berasal dari pemilih atau entitas yang terdaftar di Inggris.

Lee sendiri belum mendapatkan tuduhan telah melakukan tindakan pidana hingga saat ini.

Lee kabarnya menyumbang anggota parlemen Partai Buruh Barry Gardiner dan partai konstituennya.

Putranya juga diangkat sebagai peneliti kebijakan di kantornya, bekerja di sana hingga pengunduran dirinya pada hari Kamis.

Gardiner telah menjadi sekutu dekat British Chinese Project (BCP), yang kemudian mendirikan All-Party Parliamentary Group (APPG) di Westminster, yang menerima ribuan pound dana.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel hari Senin (17/1/2022) “sangat terkejut” bahwa anggota-anggota parlemen Inggris selama bertahun-tahun menjadi sasaran seorang individu yang bekerja atas nama Partai Komunis China.

“Sebagaimana anggota-anggota di majelis ini, saya sangat terkejut mengetahui adanya seorang individu yang dengan sengaja selama bertahun-tahun melakukan campur tangan atas nama Partai Komunis China dengan menarget anggota-anggota parlemen," ujar Patel.

Lee memiliki kewarganegaraan Inggris.

Lee telah terbuka di situs web firma hukumnya di Birmingham, Christine Lee & Co Solicitors, mencatat perannya sebagai penasihat hukum untuk kedutaan China.

Prestasinya di luar negeri membuatnya dianggap berprestasi bagi China.  Sebuah laporan di media pemerintah Tiongkok pada tahun 2019 mencatat bahwa dia adalah salah satu perwakilan komunitas Tionghoa di luar negeri yang diundang untuk berpartisipasi dalam peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.

Dia digambarkan sebagai "pengacara Tiongkok terkenal di Inggris" .

Lee berada di daratan Inggris Raya sejak tahun 1974 setelah orang tuanya pindah dari Hong Kong ke Irlandia Utara.

Saat di bangku sekolah dia sering diejek oleh teman-teman sekelasnya.

“Saya mengerti saat itu bahwa tidak peduli seberapa fasih bahasa Inggris saya, dan tidak peduli apa kebangsaan saya, saya akan selalu memiliki kulit kuning, mata hitam, dan darah keturunan Yan dan Huang akan selalu mengalir di tubuh saya," ujar Lee.

Pengalaman inilah yang juga membuatnya menjadi pengacara, dan akhirnya mengubah fokus untuk mendorong dan membantu orang-orang Inggris-Cina untuk terlibat dalam politik.

Bantahan China

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin membantah tuduhan badan intelijen Inggris itu pada Jumat (14/1/2022).

Dia menyatakan, China selalu mematuhi prinsip tidak campur tangan pada urusan dalam negeri negara lain.

Dikutip dari AFP, Jumat, China pun mengatakan bahwa tuduhan badan integelen Inggris itu adalah hasil dari terlalu banyak menonton film 007.

“Kami tidak membutuhkan dan tidak akan terlibat dalam apa yang disebut kegiatan campur tangan. Ada orang-orang tertentu yang terlalu banyak menonton film-film 007, akibatnya membuat banyak asosiasi yang tidak perlu,” kata doa.

Kedutaan Besar China di Inggris mengatakan bahwa tuduhan terhadap Lee merupakan bagian dari sebuah kampanye untuk “mencoreng dan mengintimidasi masyarakat Tionghoa di Inggris”.

Sumber: BBC/Voa/Guardian

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas