Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Biksu Hindu di India Dipenjara usai Serukan Pembunuhan Umat Muslim

Seorang biksu Hindu di India menghadapi hukuman penjara usai menyebarkan hasutan untuk membunuh atau melakukan genosida kepada umat Muslim.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Biksu Hindu di India Dipenjara usai Serukan Pembunuhan Umat Muslim
NARINDER NANU/AFP.
Para Pendukung Partai Kongres meneriakkan slogan-slogan ketika mereka membakar patung Perdana Menteri India Narendra Modi selama demonstrasi untuk memprotes kekerasan yang terjadi di New Delhi, di Amritsar pada 26 Februari 2020. Polisi anti huru-hara berpatroli di jalan-jalan ibukota India pada Februari 26 dan pemimpin kota menyerukan jam malam setelah pertempuran antara umat Hindu dan Muslim yang merenggut sedikitnya 20 nyawa. NARINDER NANU/AFP. 

"Jika 100 dari kita siap untuk membunuh dua juta dari mereka, maka kita akan menang dan menjadikan India sebagai negara Hindu," kata Pooja Shakun Pandey, seorang pemimpin nasionalis Hindu, merujuk pada populasi Muslim di negara itu.

Sejumlah warga mengenakan masker berjalan menuju bus layanan khusus yang membawa mereka ke fasilitas karantina di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 di daerah Nizamuddin, New Delhi, Selasa (31/3/2020)
Sejumlah warga mengenakan masker berjalan menuju bus layanan khusus yang membawa mereka ke fasilitas karantina di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 di daerah Nizamuddin, New Delhi, Selasa (31/3/2020) (AFP/Sajjad HUSSAIN)

Seruannya ini disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Dalam jemaah tersebut, para biksu Hindu dan pendukung lainnya, termasuk Giri, mengucapkan sumpah menyerukan pembunuhan terhadap mereka yang dianggap musuh agama Hindu.

Seruan genosida ini menuai kritik tajam serta kemarahan dari mantan kepala militer, pensiunan hakim, dan aktivis hak asasi manusia.

Banyak yang mempertanyakan diamnya pemerintah PM Modi dalam kasus ini.

Partai berkuasa pimpinan PM Modi menghadapi kritik keras atas meningkatnya serangan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir.

Para pemimpin oposisi dan kelompok hak asasi menuduhnya mendorong kekerasan terhadap Muslim dan minoritas lainnya.

BERITA TERKAIT

Mahasiswi Muslim Diusir dari Kelas karena Berjilbab

Pada Desember lalu, Almas (18) dan dua temannya diusir dari kelas oleh guru dengan nada tinggi.

Dilansir Al Jazeera, mahasiswi Muslim itu tidak diizinkan duduk di dalam kelas karena mengenakan hijab atau jilbab. 

"Ketika kami tiba di pintu kelas, guru mengatakan kami tidak bisa masuk dengan hijab," kata Almas kepada Al Jazeera.

"Dia meminta kami untuk melepasnya," tambah perempuan ini.

Baca juga: Nyaris 150.000 Anak di India Kehilangan Orangtua Selama Pandemi Covid-19

Baca juga: Cerita Mahasiswi Muslim di India Diusir dari Kelas karena Berjilbab

Cerita Mahasiswi Muslim di India Diusir dari Kelas karena Berjilbab
Cerita Mahasiswi Muslim di India Diusir dari Kelas karena Berjilbab (Twitter @KeypadGuerilla)

Sejak saat itu, sekelompok mahasiswi Muslim di perguruan tinggi negeri di Distrik Udupi, Karnataka terpaksa duduk di luar kelas selama pelajaran.

Pihak kampus menilai mereka melanggar aturan seragam karena mengenakan hijab.

Larangan hijab ini memicu kemarahan di India, dengan mahasiswa dan kelompok hak asasi menuduh administrasi perguruan tinggi bias terhadap minoritas Muslim.

Sebuah asosiasi pengacara lokal menulis surat kepada pemerintah negara bagian Karnataka untuk menuntut penyelidikan terhadap pihak kampus dan guru yang mengusir pada siswa itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas