Bantuan Mengalir dari Seluruh Dunia untuk Tonga, PBB: Pasokan Air Adalah Prioritas Utama
Lebih banyak pemerintah mengerahkan kapal dan penerbangan ke Tonga setelah letusan gunung berapi bawah laut, pada Sabtu (15/1/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bantuan mengalir ke Tonga dari seluruh dunia.
Lebih banyak pemerintah mengerahkan kapal dan penerbangan ke Tonga setelah letusan gunung berapi bawah laut, pada Sabtu (15/1/2022).
Ledakan bawah laut sepekan kemarin memicu gelombang tsunami setinggi 15 meter di Pasifik, tiga orang dilaporkan tewas.
Dilansir BBC, bencana ini menyebabkan kerusakan signifikan pada wilayah kepulauan dan melumpuhkan komunikasi.
Baca juga: Tsunami Tonga: Penerbangan Bantuan Australia Terpaksa Putar Balik karena Temuan Covid-19
Baca juga: Berita Foto : Bantuan Asing Mulai Berdatangan di Tonga
Sebuah kapal Selandia Baru yang diperkirakan tiba pada hari Jumat diyakini sebagai kapal pemasok (bantuan) utama pertama.
Kapten HMNZS Aotearoa sebelumnya mengatakan kepada situs berita Reuters bahwa kapal itu membawa 250.000 liter air, bersama dengan persediaan lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pasokan air bersih adalah prioritas utama bagi negara Pasifik itu.
Australia telah mengerahkan kapal terbesarnya, HMAS Adelaide, yang berangkat ke Tonga pada hari Jumat.
Kapal tersebut dapat membawa helikopter yang dapat dikerahkan dari kapal untuk membawa pasokan ke pulau-pulau terluar Tonga yang lebih kecil.
Baca juga: Dunia Beri Bantuan ke Tonga Saat Air Minum dan Makanan Kian Menipis Setelah Dilanda Tsunami
Baca juga: Pertolongan Pertama Tiba di Tonga, Saluran Telepon Sebagian Telah Pulih
Kapal itu dijadwalkan tiba pertengahan minggu depan.
Inggris juga mengumumkan pada hari Jumat bahwa pihaknya juga mengerahkan kembali HMS Spey-nya ke Tonga dan telah mengirim pasokan bantuan terlebih dahulu dengan kapal Australia.
"Inggris akan bekerja sama dengan Australia dan Selandia Baru untuk membantu upaya pemulihan di Tonga dan siap mendukung mitra lama Persemakmuran kami," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Bantuan internasional sempat tertahan pada hari-hari pertama setelah letusan.
Hal ini dikarenakan selimut abu vulkanik menghalangi jarak pandang.
Baca juga: Pesawat Bantuan Berangkat ke Tonga Setelah Landasan Utama Dibersihkan dari Abu Vulkanik
Baca juga: Kabar Baik dari Kemlu, 6 WNI di Tonga Dipastikan Selamat