Ivanka Trump Dua Kali Minta Ayahnya Menyerukan Penghentian Kekerasan di Gedung Capitol
Komite DPR AS meminta Ivanka Trump bersaksi sukarela atas peran ayahnya dalam kerusuhan di Gedung Capitol terkait pemilihan presiden AS 2020
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komite DPR AS yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS mengatakan panel akan meminta Ivanka Trump untuk bersaksi secara sukarela.
"Panitia akan mengundang beberapa orang untuk datang berbicara dengan kami," ujar Bennie Thompson kepada wartawan di Capitol, seperti dilaporkan Axios.
“Bukan anggota parlemen saat ini, Ivanka Trump,” katanya.
Komite 6 Januari mengatakan memiliki bukti bahwa Ivanka berhubungan langsung dengan mantan Presiden Trump pada 6 Januari. Ivanka saat itu menjabat sebagai penasihat Gedung Putih.
“Dia mungkin mengetahui langsung tentang upaya mantan Presiden (Trump) untuk membujuk Wakil Presiden Mike Pence agar bertindak untuk menghentikan penghitungan suara pemilihan,” katanya.
Baca juga: Mahkamah Agung AS Tolak Permohonan Trump Agar Catatan Kerusuhan di Gedung Capitol Diblokir
Baca juga: Dicecar Tentang Klaim Palsu Tentang Pemilihan Presiden AS 2020, Trump Mendadak Hentikan Wawancara
Dilansir dari UPI, anggota DPR Liz Cheney awal bulan ini mengatakan panel telah menerima kesaksian langsung bahwa anggota keluarga Trump telah memintanya untuk menyerukan diakhirinya kekerasan.
"Kami memiliki kesaksian langsung bahwa putrinya, Ivanka, setidaknya dua kali memintanya menghentikan kekerasan," kata Cheney.
Thompson mengatakan dalam sebuah surat kepada putri tertua mantan Presiden Donald Trump bahwa Trump tidak menghormati keputusan pengadilan atau hasil pemungutan electoral college.
Surat itu menyebutkan bahwa Trump malah berencana meminta Pence menolak penghitungan suara sejumlah negara bagian tertentu untuk mengubah hasil pemilihan presiden AS 2020.
Surat itu menyebutkan bahwa panel berusaha meminta Ivanka Trump secara sukarela bekerja sama dalam penyelidikan terkait empath hal.
Baca juga: Kronologi Serangan Capitol 6 Januari 2021: Pendukung Donald Trump Ganggu Pengesahan Hasil Pilpers
Baca juga: Setahun Kerusuhan di Gedung Kongres AS, Joe Biden akan Ingatkan Tanggung Jawab Donald Trump
Pertama, panel berusaha mendapatkan testimoni Ivanka terkait rencana menghambat penghitungan suara electoral.
Ini termasuk diskusi antara Trump dan Pence pada 6 Januari 2021, di mana Trump mendesak Pence melanjutkan rencana mengubah hasil pemilihan.
Kedua, panel ingin mendapatkan testimoni Ivanka Trump terkait diskusi di Gedung Putih dengan ayahnya setelah pukul 14.24 waktu setempat pada hari kerusuhan yang memarahi Pence karena tidak sesuai dengan rencana.
"Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara kita dan konstitusi kita, memberi negara-negara kesempatan untuk mengesahkan serangkaian fakta yang telah diperbaiki," cuit Trump pada pukul 14:24.
Tweet pukul 14:24 itu memprovokasi "kerumunan yang sudah gaduh," kata Thompson dalam surat itu.
Baca juga: Ivanka Trump Sebut Perusuh di Capitol AS sebagai Patriot Amerika
Ketiga, panel meminta Ivanka Trump berbagi informasi yang dimilikinya bahwa apakah ayahnya mengerahkan Garda Nasional untuk menanggapi kekerasan pada 6 Januari 2021.
Thompson mengutip kesaksian di bawah sumpah Penjabat Sekretaris Chris Miller bahwa Trump tidak pernah mengeluarkan perintah apa pun untuk mengerahkan Garda Nasional sebagai bagian dari keprihatinannya.
Keempat, panel meminta kesaksian Ivanka Trump mengenai tindakan ayahnya dalam menanggapi ancaman kekerasan yang terus berlanjut setelah 6 Januari, termasuk upaya staf Gedung Putih untuk membujuknya menghentikan pernyataannya mengenai "penghitungan yang dicuri", dan membujuknya untuk tidak bergaul dengan orang-orang tertentu.
Surat itu mengusulkan pertemuan dengan Ivanka Trump pada awal Februari untuk membahas masalah ini.
Serangan 6 Januari 2021 di Capitol menunda pengesahan hasil pemilihan presiden 2020.
Baca juga: Peringatan Kerusuhan Capitol: Biden Akan Pidato, Trump Batal Konpers
Kerusuhan itu juga menyebabkan lima orang tewas, termasuk empat orang tewas pada hari itu dan yang kelima adalah Petugas Polisi Capitol Brian Sicknick, yang meninggal pada hari berikutnya.
Kerusuhan itu juga melukai 150 petugas polisi dan empat polisi Capitol tambahan yang bertugas hari itu telah meninggal karena bunuh diri. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)