Anri Kawai Politisi Jepang Isteri Mantan Menteri Kehakiman, Minum 20 Pil Obat Tidur Mau Bunuh Diri
Ketika petugas polisi bergegas ke apartemen mantan Senator Anri di Tokyo, dia ditemukan di kamar dalam keadaan hampir pingsan dan sudah sangat lemah
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Politisi yang sempat diributkan tahun lalu dengan skandal bagi-bagi duit, Anri Kawai (kelahiran 23 September 1973 di Nobeoka, Prefektur Miyazaki) mau bunuh diri dengan minum 20 pil obat tidur 20 Januari lalu.
Menurut seorang pejabat investigasi, sekitar pukul 18:30 pada tanggal 20 Januari, seorang kerabatnya menelepon 110, mengatakan, "Saya dihubungi oleh mantan Senator Anri Kawai untuk mengucapkan selamat tinggal."
Ketika petugas polisi bergegas ke apartemen mantan Senator Anri di Tokyo, dia ditemukan di kamar dalam keadaan hampir pingsan dan sudah sangat lemah.
Ambulance langsung membawanya ke rumah sakit dan langsung mendapat perawatan darurat.
Anri Kawai, mantan anggota Majelis Tinggi DPR Jepang mewakili Hiroshima dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Pemilihan Pejabat Publik dan hasil pemilihan terhadapnya dibatalkan pengadilan.
Mantan Senator Kawai diyakini telah meminum sekitar 20 pil tidur dan dibawa ke rumah sakit, tetapi dia mengatakan dia dapat diselamatkan.
Mengenai mantan Senator Kawai, selama pemilihan Majelis Tinggi 2019, ia dan suaminya Katsuyuki Kawai, mantan Menteri Kehakiman, menyerahkan uang tunai kepada majelis prefektur lokal di Hiroshima dan didakwa dengan akuisisi Undang-Undang Pemilihan Kantor Umum pada Januari 2021.
Anri akhirnya divonis 1 tahun 4 bulan penjara dan 5 tahun hukuman percobaan. Keputusan dilaksanakan pada bulan berikutnya, dan hasil pemilihan dibatalkan, hak-hak sipil juga ditangguhkan selama lima tahun selama hukuman percobaan, serta tidak akan dapat mencalonkan diri dalam pemilihan.
Sementara itu, suaminya, mantan Menteri Kehakiman Katsuyuki Kawai, yang sempat menjadi Menteri Kehakiman September 2019, dijatuhi hukuman penjara tiga tahun pada Juni 2021 dan mengajukan banding, tetapi pada Oktober 2021 ia menarik bandingnya dan keputusan itu difinalisasi.
Diskusi politik Jepang menarik sekali memang dan dapat berpartisipasi dengan mengirimkan email ke: info@tribun.in