Jepang Kembangkan HAPS, Sofbank Kumpulkan 30 Miliar Yen Buat Stasiun Pangkalan Antariksa
Jepang akan membuat dan mempercepat proyek sistem HAPS (High Altitude Platform System) antara lain dengan mengumpulkan uang dilakukan oleh Sofbank
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang akan membuat dan mempercepat proyek sistem HAPS (High Altitude Platform System) antara lain dengan mengumpulkan uang dilakukan oleh Sofbank senilai 30 miliar yen guna membuat stasiun pangkalan antariksanya (Flying base station atau FBS).
"Kami ingin mempromosikan pembuatan aturan keselamatan, biaya, dan operasional, dan mengkomersialkannya dari negara dan wilayah di mana mereka dapat menggunakannya," papar Ryuji Yukawa, manajer umum Divisi Pengembangan Teknologi Lanjutan SoftBank Senin (24/1/2022).
Dalam kasus stasiun pangkalan ponsel menjadi tidak dapat digunakan karena bencana, perusahaan komunikasi sedang dalam ayunan penuh untuk mengembangkan "stasiun pangkalan antariksa (FBS)" dengan menerbangkan pesawat tak berawak dan mengirim serta menerima gelombang radio di langit.
Setiap perusahaan sedang mengembangkan sistem yang disebut "HAPS" yang akan menerbangkan pesawat tak berawak ke stratosfer 20 kilometer di atas tanah dan menggunakan peralatan komunikasi yang dipasang di pesawat sebagai pengganti stasiun pangkalan.
Di Jepang, sebuah perusahaan telekomunikasi besar sedang berkembang, dan bulan ini Softbank menerbitkan obligasi korporasi untuk mengumpulkan 30 miliar yen untuk mempercepat rencana "stasiun pangkalan antariksa" menggunakan pesawat bersayap ganda 78 meter dengan panel surya yang luas sekali.
Sekitar 40 pesawat yang sedang dikembangkan dapat mencakup seluruh wilayah Jepang, dan diharapkan dapat digunakan sebagai cadangan jika base station di darat menjadi tidak dapat digunakan karena bencana, dan lima tahun kemudian akan dikomersialkan ke luar negeri dulu.
Tahun lalu, NTT DoCoMo juga berhasil mentransmisikan gelombang radio dari kendaraan udara tak berawak dalam percobaan bersama dengan produsen pesawat, Airbus.
FBS diharapkan dapat digunakan tidak hanya pada saat terjadi bencana, tetapi juga di negara negara berkembang di mana infrastruktur komunikasi tidak tersedia, dan perusahaan telekomunikasi Jepang akan memimpin bidang ini.
Wahana Dirgantara Super (HAPS) adalah teknologi yang menyediakan layanan wireless narrowband dan telekomunikasi broandband, mirip dengan sistem satelit, namun HAPS beroperasi pada ketinggian 5–20 km di lapisan stratosfer.
HAPS adalah sebuah platform (wahana) terrestrial namun ‘non-ground’ alias tidak berada di tanah tetapi di lapisan udara. Mampu menjangkau area seluas 1000 km dalam diameter, bergantung pada lokasi penerima sinyal.Jangkauan HAPS yang kurang luas ini disebabkan ia berada pada ketinggian yang masih termasuk permukaan bumi, berbeda dengan satelit yang jangkauannya lebih tinggi.
Kebutuhan akan jasa multimedia yang berpita lebar dan berkecepatan tinggi semakin besar dan meningkat begitu cepat. Hal ini menuntut adanya penambahan lebar pita frekuensi juga kecepatan implementasi.
Adanya Lapisan stratosfer yang berada stabil di atas lapisan perubahan cuaca serta jauh di atas jalur penerbangan sipil dan awan hujan membuatnya memiliki kriteria yang tepat sebagai tempat untuk meletakkan wahana yang berkaitan dengan telekomunikasi, broadcasting dan teknologi multimedia.
Maka lahirlah teknologi HAPS sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. HAPS sangat potensial untuk dipakai dalam industri wireless.