Pfizer Mulai Uji Klinis Vaksin untuk Omicron, Targetkan Siap pada Maret 2022
Pfizer/BioNTech memulai uji klinis untuk vaksin Covid-19 baru yang secara khusus ditargetkan untuk varian Omicron.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pfizer/BioNTech memulai uji klinis untuk vaksin Covid-19 baru yang secara khusus ditargetkan untuk varian Omicron, yang dapat tersedia paling cepat akhir Maret.
Dilansir Daily Mail, perusahaan farmasi yang berbasis di New York City ini mengumumkan pada hari Selasa (25/1/2022) bahwa mereka merekrut 1.420 peserta uji coba untuk menentukan keamanan dan efektivitas vaksin.
Dari 1.420 peserta uji coba, beberapa juga terlibat dalam uji coba suntikan booster Pfizer.
Semuanya berusia antara 18 hingga 55 tahun, menyiratkan bahwa suntikan hanya akan tersedia untuk orang dewasa, setidaknya untuk tahap awal.
Uji coba akan menguji tiga rejimen berbeda untuk vaksin baru.
Satu suntikan akan diberikan kepada 615 peserta, dua suntikan untuk 600 peserta dan versi tiga suntikan untuk 200 peserta.
Mereka yang berada di grup satu tidak mendapatkan booster.
Baca juga: Pfizer dan BioNTech Uji Coba Vaksin Covid-19 Khusus yang Targetkan Varian Omicron
Baca juga: CDC: Booster Pfizer, Moderna Efektif Lawan Omicron hingga 90 Persen
Sedangkan mereka yang berada di grup dua dan tiga telah menerima tembakan booster Pfizer sebelumnya.
CEO Pfizer Albert Bourla, mengindikasikan awal bulan ini bahwa perusahaannya menargetkan untuk menyerahkan data kepada Food and Drug Administration (FDA) pada bulan Maret untuk meminta perizinan.
Omicron Sudah Mulai Mereda di AS
Pfizer bersikeras melakukan uji coba meskipun data CDC menunjukkan bahwa varian Omicron yang menyebar cepat tampaknya telah mencapai puncaknya di AS.
Artinya, kemungkinan varian Omicron akan mereda saat vaksin khusus itu siap edar.
Vaksin khusus Omicron telah banyak dicari sejak varian itu pertama kali ditemukan oleh pejabat kesehatan Afrika Selatan pada akhir November lalu.
Selain itu, ada pula temuan awal bahwa varian tersebut dapat menghindari perlindungan vaksin yang ada saat ini.