Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Kembali Uji Coba Dua Rudal Balistik, Mendarat di Luar  Zona Ekonomi eksklusif Jepang

Koera Utara kembali melakukan uji coba dua rudal balistik ke pantai timurnya Kamis (27/1/2022) dan mendarat di luar Zona Ekonomi Ekeklusif Jepang

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Korea Utara Kembali Uji Coba Dua Rudal Balistik, Mendarat di Luar  Zona Ekonomi eksklusif Jepang
AFP
Orang-orang menonton layar televisi yang menunjukkan siaran berita dengan rekaman uji coba rudal Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul pada 27 Januari 2022. Ini uji coba keenam dilakukan Korut meski telah ada sanksi akibat rangkaian uji coba sebelumya. 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Utara melanjutkan apa yang tampak uji coba rudal balistik ke pantai timurnya.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Kamis (27/1/2022) bahwa pihaknya mendeteksi peluncuran dua rudal balistik di sekitar Hamhung, pantai timur Korea Utara, pada pukul 08.00 waktu setempat.

Dilansir dari Channel News Asia, kantor berita Kyodo mengutip sumber pemerintah Jepang yang menyebutkan bahwa rudal telah mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Korea Utara mengatakan bulan ini akan memperkuat pertahanannya terhadap Amerika Serikat dan mempertimbangkan untuk melanjutkan "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara".

Korea Utara sepertinya merujuk pada moratorium uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh yang diberlakukan sendiri.

Baca juga: Geram Atas Sanksi Baru AS, Korut Tembakkan Dua Rudal Lagi

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Lagi Dua Rudal Balistik, Jepang Keluarkan Peringatan dari Proyektil yang Jatuh

Peluncuran rudal Kamis ini merupakan putaran keenam uji coba rudal bulan ini.

Militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah ke laut di lepas pantai timurnya pada Selasa (25/1/2022), saat meningkatnya ketegangan atas serangkaian uji coba senjata belakangan ini.

Berita Rekomendasi

Awal bulan ini Korea Utara menguji coba peluru kendali taktis, dua rudal hipersonik berkecepatan tinggi dan bermanuver setelah lepas landas, dan uji coba sistem peluru kendali yang dibawa kereta api.

Serangkaian uji coba rudal telah menuai kecaman dari pemerintah di Amerika Serikat dan Jepang dan memicu pertemuan Dewan Keamanan PBB.

PBB memberikan sanksi kepada Korea Utara karena melanggar resolusi yang melarang uji coba rudal balistik.

Baca juga: Korea Akui Uji Coba Rudal Taktis Kemarin, Berhasil Hantam Sebuah Pulau Yang Jadi Sasaran

Baca juga: Korea Utara Pertimbangkan untuk Lanjutkan Uji Coba Nuklir Jarak Jauh

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberikan sanksi kepada beberapa individu dan entitas Korea Utara dan Rusia bulan ini atas tuduhan mereka membantu program senjata Korea Utara.

Tetapi China dan Rusia berhasil menunda upaya AS untuk menjatuhkan sanksi PBB pada lima warga Korea Utara.

Pada Rabu (26/1/2022), Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Jepang dan Korea Mark Lambert mengatakan bahwa Washington tidak keberatan berbicara dengan Korea Utara dan bersedia bertemu di mana saja dan membicarakan apa saja.

"Kita harus melakukan diskusi serius tentang denuklirisasi Korea Utara, dan jika Korea Utara bersedia melakukan itu, segala macam hal yang menjanjikan dapat terjadi," katanya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Center for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington.

Korea Utara telah mempertahankan uji coba misilnya sebagai hak kedaulatannya untuk membela diri.

Baca juga: Jepang Waspada, Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik di Laut Timur

Baca juga: Korea Utara Diduga Luncurkan Rudal Balistik, PM Jepang Tingkatkan Kewaspadaan

Mereka mengklaim bahwa sanksi AS membuktikan bahwa mereka mempertahankan kebijakan bermusuhan terhadap Pyongyang bahkan ketika Washington mengusulkan pembicaraan.

Korea Utara belum meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh atau menguji senjata nuklir sejak 2017.

Tetapi negara itu mulai menguji sejumlah rudal jarak pendek setelah pembicaraan denuklirisasi terhenti setelah pertemuan puncak yang gagal dengan Amerika Serikat pada 2019. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas