Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Allison Fluke-Ekren, Warga AS Pemimpin Batalyon Wanita ISIS, Diduga Ajari Anak-anak Menembak

Wanita asli Amerika bernama Allison Fluke-Ekren ditangkap dan didakwa karena mengorganisir dan memimpin batalyon perempuan ISIS.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Sosok Allison Fluke-Ekren, Warga AS Pemimpin Batalyon Wanita ISIS, Diduga Ajari Anak-anak Menembak
New York Post
Wanita asli Amerika bernama Allison Fluke-Ekren ditangkap dan didakwa karena mengorganisir dan memimpin batalyon perempuan ISIS. 

Padahal waktu itu, masih berusia 5 atau 6 tahun.

Selain punya peran penting dalam ISIS, Fluke-Ekren juga dituding merencanakan serta merekrut jihadis untuk melakukan serangan di kampus-kampus AS.

Warga Amerika ini disebut memberi tahu seorang saksi soal keinginannya untuk melancarkan serangan di pusat perbelanjaan menggunakan bom.

Ia juga dilaporkan menyebut serangan akan sia-sia jika tidak membunuh banyak orang.

Menurut laporan New York Post, suami pertama Fluke-Ekren terbunuh di Suriah pada 2016 ketika melakukan serangan terorisme, jelas jaksa Departemen Kehakiman AS. 

Fluke-Ekren lalu menikah dengan seorang anggota ISIS Bangladesh yang juga tewas.

Lalu menikah untuk ketiga kalinya dengan seorang pemimpin ISIS terkemuka yang gagal mempertahankan Ar-Raqqah pada 2017.

Warga Suriah meninggalkan rumah mereka di lingkungan Ghwayran di kota utara Hasakeh pada 23 Januari 2022, pada hari keempat pertempuran antara pasukan Kurdi dan pejuang kelompok Negara Islam (IS). - Sedikitnya 120 orang telah tewas dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan Kurdi yang didukung AS dan pejuang kelompok Negara Islam setelah serangan terhadap penjara Suriah, kata seorang pemantau perang. (Photo by AFP)
Warga Suriah meninggalkan rumah mereka di lingkungan Ghwayran di kota utara Hasakeh pada 23 Januari 2022, pada hari keempat pertempuran antara pasukan Kurdi dan pejuang kelompok Negara Islam (IS). - Sedikitnya 120 orang telah tewas dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan Kurdi yang didukung AS dan pejuang kelompok Negara Islam setelah serangan terhadap penjara Suriah, kata seorang pemantau perang. (Photo by AFP) (AFP/-)

Baca juga: Soal Terorisme di Pesantren, Ketua Komisi VIII: BNPT Terburu-buru Ekspose, Harus Kedepankan Dialog

Baca juga: Soal Keterlibatan Terhadap ISIS, Munarman Jengkel dengan Eks Laskar FPI Makassar dalam Sidang

Berita Rekomendasi

Pada tahun 2018, Fluke-Ekren memberi tahu seorang kontak di Suriah untuk mengirim pesan ke keluarganya di Amerika bahwa ia telah meninggal.

"Sehingga pemerintah AS tidak akan berusaha menemukannya," tulis Jaksa AS Jessica Aber dalam surat pernyataan pengadilan yang diajukan pada Jumat.

Lebih lanjut, Aber menuduh bahwa salah satu dari enam saksi mendengar Fluke-Ekren menyatakan bahwa ia tidak ingin kembali ke Amerika Serikat dan ingin mati di Suriah sebagai martir.

Fluke-Ekren akan muncul di pengadilan federal di Alexandria pada Senin.

Dia didakwa dengan kejahatan memberikan dukungan material atau sumber daya kepada organisasi teroris asing dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas