Kantor Polisi Okinawa Jepang Diserbu 300-an Anak Muda, Dilempari Batu, Kayu, Kembang Api
Anak saya masih 17 tahun, mata kanannya jadi rusak seumur hidup itu gara-gara dipukuli polisi," papar paman remaja 17 tahun yang jadi korban itu kepad
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gara-gara seorang pelajar SMA pria usia 17 tahun dipukul polisi babak belur pakai tongkatnya, bahkan mata kanannya kemungkinan jadi rusak, 300-an anak muda Okinawa protes dan menyerbu kantor polisi di sana dan melempari kantor polisi dengan batu, kayu, kembang api, tonggak plastis merah pengaman jalanan, sehingga kaca gedung pecah.
"Anak saya masih 17 tahun, mata kanannya jadi rusak seumur hidup itu gara-gara dipukuli polisi," papar paman remaja 17 tahun yang jadi korban itu kepada Okinawa TV.
Kisahnya bermula ketika 27 Januari siang seorang pelajar SMA mengendarai sepeda motor, lalu dihentikan seorang polisi (29) dengan tongkat ditangan kanannya. Lokasi di di jalan Miyazato1 , Kota Okinawa.
Motor dan bagian kanan pengendara menabrak polisi sehingga polisi memukul pakai tongkat yang ada di tangan kanannya ke pelajar yang mengendarai motor tersebut.
Siswa sekolah menengah menjelaskan kepada kru ambulans bahwa dia "dipukuli oleh seorang petugas polisi dengan sesuatu seperti tongkat" ketika dia diangkut secara darurat. Setelah menanyakan secara detail kepada petugas polisi tentang situasi saat itu, ternyata di tangan kanannya ada pentungan.
Setelah siangnya terjadi, malam hari jam 23:00 sekitar 300 anak muda berkumpul di depan kantor polisi Okinawa dan mulailah menyerang dengan melempari batu, kayu, kembang api, tonggak plastis merah pengaman jalanan, telor dan sebagainya.
Bahkan ada mobil pula yang di rusak di depan kantor polisi tersebut hingga kaca mobil pecah dan badan mobil rusak.
Perusakan oleh massa anak muda Okinawa itu dilakukan hingga tanggal 28 Januari jam 4 pagi.
Polisi anti huru hara mengantisipasi hanya berdiri saja di pintu masuk gedung kantor kepolisian Okinawa dengan tameng transparannya.
Polisi prefektur dengan hati-hati menyelidiki kemungkinan bahwa perbedaan visibilitas antara keduanya mungkin telah mempengaruhi situasi.
Selain itu, sulit untuk mengidentifikasi fakta karena tidak ada gambar kontak dengan kamera keamanan di sekitarnya dan tidak ada saksi.
Menurut Divisi Investigasi 1 Kepolisian Prefektur Okinawa, Polisi prefektur dengan hati-hati menyelidiki kemungkinan bahwa perbedaan visibilitas antara keduanya mungkin telah mempengaruhi situasi.
Selain itu, sulit untuk mengidentifikasi fakta karena tidak ada gambar kontak dengan kamera keamanan di sekitarnya dan tidak ada saksi.
Masalah kepolisian dan keamanan masyarakat di jepang jadi banyak didiskusikan saat ini oleh kelompok pecinta Jepang. Mau bergabung silakan kirimkan email ke: info@tribun.in