Serangan AS di Suriah Tewaskan 12 Orang, Termasuk Wanita dan Anak-anak
Serangan AS di Suriah yang diduga targetkan pejuang yang berafiliasi dengan Al Qaeda menewaskan 12 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Ini sepertinya yang terbesar dari jenis operasi ini sejak serangan Al Baghdadi," katanya, mengacu pada serangan operasi khusus AS 2019 di barat laut Suriah yang menewaskan pemimpin ISIL (ISIS) Abu Bakr Al Baghdadi.
Warga dan pemberontak mengatakan beberapa helikopter mendarat di dekat Atmeh dan ledakan terdengar di dekat rumah seorang pejuang asing.
Pejuang yang diduga menjadi sasaran sedang bersama keluarganya pada saat serangan itu, kata seorang pejabat pemberontak yang menolak disebutkan namanya.
Seorang warga mengatakan penyelamat mengeluarkan setidaknya 12 mayat dari puing-puing gedung bertingkat.
Menurut saksi mata, pesawat pengintai tak dikenal masih melayang di daerah itu meski serangan itu tampaknya telah berakhir.
Pejabat pemberontak mengatakan keamanan dari Hay'et Tahrir Al Sham, kelompok pemberontak utama yang menguasai bagian barat laut Suriah, bergegas ke lokasi setelah serangan itu.
Baca juga: ISIS Duduki Penjara Teroris di Suriah Kurdi
Provinsi Idlib dan sekitarnya sebagian besar dikuasai oleh Hay'et Tahrir Al Sham, sebelumnya Front Al Nusra, yang merupakan bagian dari Al Qaeda hingga 2016.
Beberapa pejuang asing yang memisahkan diri dari kelompok tersebut telah membentuk kelompok Huras Al Din (Penjaga Agama), yang ditunjuk oleh AS sebagai "organisasi teroris asing", yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sasaran serangan koalisi.
Selama bertahun-tahun, militer AS sebagian besar menggunakan pesawat tak berawak untuk membunuh operasi top Al- aeda di Suriah utara, di mana kelompok pejuang menjadi aktif selama perang saudara Suriah, yang telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun.
Operasi koalisi pimpinan AS terhadap sisa-sisa sel tidur ISIL lebih sering terjadi di timur laut Suriah, yang dikuasai oleh Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.
Baca juga artikel lain terkait Suriah
(Tribunnews.com/Rica Agustina)