Pendeknya Masa Simpan AstraZeneca Sulitkan Peluncuran Vaksin ke Masyarakat Termiskin di Dunia
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Plc memiliki masa simpan yang relatif singkat mempersulit peluncuran vaksin ke negara-negara termiskin di dunia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Vaksin Covid-19 AstraZeneca Plc memiliki masa simpan yang relatif singkat.
Berdasarkan penuturan pejabat dan Dokumen Internal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditinjau Reuters bahwa hal tersebut mempersulit peluncuran vaksin ke negara-negara termiskin di dunia.
Ini menjadi kendala bagi proyek vaksin COVAX yang dipimpin WHO.
Dilansir Reuters, proyek COVAX dibentuk untuk meratakan vaksinasi kepada orang-orang yang paling membutuhkan di seluruh dunia.
Baca juga: Sebanyak 2,7 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Hibah Pemerintah Australia Tiba di Indonesia
Baca juga: Ketentuan Baru Vaksinasi Booster dari Kemkes: Interval 8 Minggu Vaksin AstraZeneca
Awalnya, program vaksinasi di negara-negara miskin tertinggal dari negara-negara kaya yang mengamankan pasokan vaksin lebih dulu berkat kekuatan finansial mereka.
Ketika produksi vaksin meningkat, negara-negara kaya mulai menyumbangkan dosis berlebih, terutama ke Afrika, yang sekarang mengelola pengiriman besar.
Namun, banyak vaksin yang tiba memiliki masa simpan hanya beberapa bulan.
Terkadang masa simpan vaksin tersebut beberapa minggu sebelum tanggal penggunaannya.
Ini menambah masalah baru.
Baca juga: Ketentuan Baru Vaksinasi Booster, Dosis Primer AstraZeneca Dapat Diberikan dengan Interval 8 Minggu
Baca juga: AstraZeneca Jadi Vaksin Booster pada Triwulan Pertama 2022, Simak Kombinasi Vaksin & Dosisnya
Yahoo melaporkan, beberapa negara terpaksa memusnahkan dosis vaksin yang kadaluwarsa, termasuk Nigeria yang membuang hingga satu juta vaksin AstraZeneca pada November 2021 kemarin.
Berdasarkan data dan pejabat COVAX, masalah umur simpan yang pendek sebagian besar menyangkut AstraZeneca.
Dokumen internal WHO yang ditinjau oleh Reuters yang merinci stok vaksin di beberapa negara Afrika tengah dan Barat, terakhir 6 Februari kemarin.
Vaksin AstraZeneca yang terdaftar di sekitar 19 negara Afrika telah kadaluwarsa.
Total dosis kadaluwarsa yang diumumkan oleh negara-negara tersebut dalam seminggu yakni sekitar 1,3 juta adalah AstraZeneca, 280.000 Johnson & Johnson (JNJ.N) , 15.000 Moderna (MRNA.O) dan 13.000 Sputnik Rusia, dokumen menunjukkan.
Baca juga: Vaksin Booster Triwulan Pertama 2022 Gunakan AstraZeneca, Ini Syarat Penerimanya
Baca juga: Stok Banyak, Kemenkes Gunakan Vaksin AstraZeneca untuk Booster di Tiga Bulan Pertama 2022
Minta vaksin dengan umur simpan kurang dari 2,5 bulan
Lebih banyak vaksin diperkirakan akan ditolak karena negara-negara Afrika dan COVAX mengatakan bahwa mulai Januari tidak akan menerima vaksin dengan umur simpan kurang dari dua setengah bulan.
Namun Benin menerima 80.400 dosis AstraZeneca dari COVAX pada 30 Januari, yang akan berakhir pada 28 Februari.
Benin, negara di Afrika Barat juga mendapat 100.000 dosis vaksin Sputnik Light dari Rusia, dengan tanggal kedaluwarsa yang sama - tetapi di luar inisiatif COVAX.
Vaksin dari produsen lain memiliki umur simpan yang jauh lebih lama, menurut dokumen itu.
“Sejak Januari 2022, COVAX mengirimkan vaksin ke negara-negara sesuai permintaan, memastikan bahwa negara-negara mendapatkan volume yang tepat pada waktu yang tepat,” kata Phiona Atuhebwe, pakar vaksin di WHO Afrika.
Dua setengah bulan umur simpan adalah durasi minimum yang menurut negara-negara Afrika mereka butuhkan untuk memberikan suntikan.
Baca juga: 1,4 Juta Vaksin AstraZeneca Donasi Belanda dan Jepang Tiba di Tanah Air
Baca juga: EMA Cantumkan Peradangan Tulang Belakang Langka sebagai Efek Samping Vaksin AstraZeneca
AstraZeneca buka suara
AstraZeneca, pemasok terbesar kedua COVAX setelah Pfizer (PFE.N), mengatakan bahwa sejak awal peluncuran global, lebih dari 250 juta tembakannya meninggalkan pabrik dengan waktu kurang dari dua setengah bulan sebelum kedaluwarsa.
Umur simpan yang pendek umumnya tidak menjadi masalah bagi negara kaya dengan keahlian dan infrastruktur.
Tetapi tanpa sistem yang ada, hal itu tidak dapat diatasi.
Seorang juru bicara AstraZeneca Anglo-Swedia mengatakan vaksin harus menjalani pemeriksaan kualitas yang cermat.
“AstraZeneca telah memasok 2,6 miliar dosis vaksin secara global, sekitar dua pertiganya telah disalurkan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah,” kata juru bicara itu.
"Hampir sembilan dari 10 dosis yang dilepaskan dari lokasi produksi kami yang siap untuk disumbangkan memiliki umur simpan setidaknya dua setengah bulan yang konsisten dengan sisa rantai pasokan kami," tambah juru bicara itu.
Berita lain terkait dengan Vaksin AstraZeneca
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)