Presiden Zelensky Serukan 'Dokumen Global' yang Menjamin Keamanan Ukraina
Ukraina harus mendapatkan sistem jaminan, setidaknya secara teoritis tidak boleh kalah dengan sistem yang dinikmati anggota NATO.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyarankan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RBC Ukraina pada Kamis bahwa Amerika Serikat (AS), Rusia, dan kekuatan besar lainnya harus menandatangani perjanjian yang akan berisi 'tiga-empat-lima klausul' tentang keamanan Ukraina.
Ia mengatakan bahwa NATO saat ini adalah 'satu-satunya aliansi keamanan yang ada dan dapat bergabung dengan Ukraina'.
Selain itu dirinya mengakui bahwa proses ini akan membutuhkan waktu yang lama 'terutama jika ada eskalasi'.
Oleh karena itu, pemimpin Ukraina itu berargumen, 'Ukraina harus mendapatkan sistem jaminan, setidaknya secara teoritis tidak boleh kalah dengan sistem yang dinikmati anggota NATO'.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (18/2/2022), menggambarkan sistem yang diantisipasi ini, Zelensky menyampaikan bahwa Ukraina saat ini 'hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri', dengan pasukan yang hanya mencapai 200.000 orang 'profesional bersenjata'.
"Kami bisa menambah tentara dua atau tiga kali lipat, namun kemudian, misalnya, kami tidak akan bisa membangun jalan. Bagi kami, ini adalah masalah. Jika anda, mitra kami, mengatakan bahwa ini adalah nilai bersama, maka mari kita habiskan bersama. Dan ini bukan altruisme, ini tentang fakta bahwa besok anda juga akan diserang," kata Zelensky.
Ia berdebat bahwa kekuatan utama dunia 'harus memikul tanggung jawab bersama'.
Baca juga: Rusia-Ukraina Disebut Semakin Genting, Joe Biden: Rusia Akan Menyerang Dalam Beberapa Hari
Menurutnya, 'tanggung jawab pertama' dapat diberikan melalui dukungan keuangan untuk tentara Ukraina dan keamanan energi bagi seluruh Ukraina.
Selain hal-hal 'pragmatis' ini, menurut Zelensky, Ukraina juga membutuhkan 'dokumen global'.
Mengomentari perjanjian Minsk yang sudah ada dan mewakili peta jalan untuk proses perdamaian di Ukraina timur dan ditandatangani Ukraina pada 2014 dan 2015 lalu, Zelensky mengatakan bahwa dokumen-dokumen ini tidak terkait dengan masalah Krimea atau dengan 'pasukan Rusia di perbatasan' dan secara umum telah ditulis secara buruk.
Perlu diketahui, ketegangan saat ini antara Rusia dan Ukraina berpusat pada perjanjian Minsk, dengan pihak-pihak yang saling menuduh melakukan berbagai pelanggaran terhadap persyaratan dokumen.
Pendukung Ukraina yakni negara Barat selama beberapa bulan terakhir telah menuduh Rusia merencanakan penyerangan terhadap negara tetangganya itu, sesuatu yang telah berulang kali dibantah oleh Rusia.
Sementara pada Rabu lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa latihan militer di dekat perbatasan Ukraina telah selesai, oleh karena itu pasukan mulai kembali ke pangkalan mereka.
Terkait ketegangan ini, Rusia juga mengajukan pertanyaan tentang jaminan keamanan.
Pada Desember 2021, negara itu menerbitkan tuntutannya untuk NATO, termasuk larangan perluasan aliansi itu ke arah timur dan pembatasan pengerahan pasukan serta senjata ke sisi timur blok tersebut.
Namun, kedua permintaan yang diajukan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu langsung ditolak oleh negara Barat.