Rusia Menginvasi Ukraina pada 'Jam Terkelam' Eropa sejak Perang Dunia II
pertempuran sengit terjadi di wilayah Sumy, Kharkiv, Kherson, Odessa dan di bandara militer dekat Kiev
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada Kamis ini dalam serangan massal melalui jalur darat, laut dan udara.
Ini merupakan serangan terbesar yang dilakukan oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua (PD II).
Rudal menghujani kota-kota di Ukraina, negara itu melaporkan bahwa pasukan dari Rusia dan Belarus melintasi perbatasannya dan mendarat di pantai Laut Hitam dan Azov.
"Pasukan Ukraina memerangi pasukan Rusia pada hampir seluruh perbatasan, dan pertempuran sengit terjadi di wilayah Sumy, Kharkiv, Kherson, Odessa dan di bandara militer dekat Kiev," kata seorang Penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/2/2022), ledakan terdengar sebelum fajar dan sepanjang pagi di ibu kota Ukraina, Kiev yang merupakan sebuah kota berpenduduk 3 juta orang.
Baca juga: Youtuber Indonesia di Ukraina Kabarkan Kondisi Terkini, Sebut Suara Sirine Perang Bikin Merinding
Tembakan terdengar, sirene meraung, dan jalan raya yang biasa digunakan untuk ke luar kota tersendat oleh lalu lintas yang padat saat penduduk berupaya melarikan diri.
Serangan itu tentu saja 'mengakhiri upaya diplomatik sia-sia' yang berlangsung selama berminggu-minggu oleh para pemimpin negara Barat untuk mencegah pecahnya perang.
Ketakutan terburuk negara Barat tentang ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin pun akhirnya terbukti.
"Rusia secara berbahaya menyerang negara kami di pagi hari, seperti yang dilakukan Nazi Jerman di tahun-tahun Perang Dunia II. Rusia telah memulai jalan kejahatan, namun Ukraina membela dirinya sendiri dan tidak akan melepaskan kebebasannya, tidak peduli apa yang dipikirkan Rusia," cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam akun Twitternya.
Menyerukan agar warga Ukraina membela negara mereka, Zelenskyy menegaskan bahwa senjata akan diberikan kepada siapapun yang siap untuk berperang.
Ia juga meminta warga Rusia untuk turun ke jalan dan memprotes tindakan pemerintah mereka.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut tindakan Rusia itu sebagai 'serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan'.
Ketua Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen mengatakan blok itu akan memberlakukan babak baru sanksi yang akan secara parah menghantam perekonomian Rusia.
Kepala Urusan Luar Negeri UE Josep Borrell pun mengungkapkan keprihatinannya atas serangan ini.
"Ini adalah salah satu jam terkelam di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," tegas Borrell.