Serangan Rusia di Ukraina Tewaskan 40 Orang, Presiden Zelenskyy akan Serahkan Senjata ke Semua Orang
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksii Arestovich sejauh ini sekitar 40 orang telah tewas dan beberapa lusin orang telah terluka.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksii Arestovich melaporkan jumlah korban yang jatuh dalam serangan Rusia di negara itu, Kamis (24/2/2022).
Arestovich mengatakan sejauh ini sekitar 40 orang telah tewas dan beberapa lusin orang telah terluka.
Dia tidak merinci apakah korban termasuk warga sipil.
Semetara itu, Zelenskyy mengatakan pihak berwenang Ukraina akan menyerahkan senjata kepada semua orang yang bersedia membela negara.
"Masa depan rakyat Ukraina tergantung pada setiap Ukraina," katanya seperti dikutip AP News.
Baca juga: LIVE STREAMING: Warga Ukraina Berbondong-bondong Tinggalkan Kiev, Jalanan Macet
Baca juga: Pasca-Serangan Rusia ke Ukraina, Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia
Zelenskyy mendesak semua orang yang dapat membela negara untuk datang ke fasilitas perakitan Kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya, Zelenskyy mengatakan negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia setelah diserang.
Zelenskyy mengumumkan keputusan untuk memutuskan hubungan dengan Moskow pada hari Kamis setelah meluncurkan serangan udara dan rudal besar-besaran ke tetangganya dan pasukan Rusia terlihat meluncur ke Ukraina.
Rusia Serang Ukraina dari Tiga Sisi
Seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke Ukraina dari utara, timur dan selatan.
Penasihat Mykhailo Podolyak, mengatakan militer Ukraina "berjuang keras".
Podolyak mengatakan militer Ukraina telah melawan balik dan menimbulkan kerugian yang signifikan bagi Rusia.
Dia mengatakan ada korban sipil, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Ukraina sekarang membutuhkan dukungan yang lebih besar dan sangat spesifik dari dunia - militer-teknis, keuangan serta sanksi keras terhadap Rusia," katanya.