Emmanuel Macron Ngaku Telepon Putin, Minta Invasi ke Ukraina Dihentikan
Presiden Perancis Emmanuel Macron ngaku telepon Putin, bantu Presiden Ukraina untuk menghentikan invasi Rusia.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
Rusia kembali melakukan serangannya pada Jumat pagi waktu setempat.
Kali ini, terdengar dua ledakan besar terjadi di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Dikutip dari The Guardian, sejumlah wartawan lapangan sekitar Ukraina mendengar ledakan tersebut.
Hal tersebut juga diakui Duta Besar Ukraina untuk Austria, Olexander Scherba yang juga mendengar dua ledakan besar terjadi sekitar pukul 4.25 waktu setempat.
Sementara itu, Penasihat Menteri dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko juga mengatakan hal yang serupa.
“Serangan ke Kiyv dengan rudal jelajah atau balistik baru saja berlanjut."
"Saya mendengar dua ledakan kuat barusan," ucap Gerashchenko lewat akun telegram resminya disertai serangkaian foto situasi Kiyv pada Jumat pagi ini.
Baca juga: NATO Sudah Siagakan Pesawat Tempur, Tapi Belum Akan Tempatkan Pasukan ke Ukraina
Baca juga: Dubes Ukraina Peringatkan Soal Propaganda Rusia
Imbas adanya serangan dari Rusia tersebut, angkatan militer Ukraina mengkonfirmasi membawa senjata tambahan ke Kyiv, di tengah laporan ledakan di ibukota Ukraina itu.
Dikutip dari Al Jazzera, Kementerian Dalam Negeri Ukraina juga melaporkan sebuah pesawat milik Rusia jatuh tertembak di atas wilayah Kyiv.
Hal itu diungkapkan Penasihat Menteri dalam Negeri, Anton Herashchenko.
Ia mengatakan, pasukan militer Ukraina menjatuhkan sebuah pesawat musuh yang kemudian menabrak sebuah bangunan tempat tinggal 9 lantai dan terbakar.
Namun, belum diketahui pasti apakah pesawat musuh tersebut memilik awak atau tidak di dalamnya.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, dalam hari pertama invasi Rusia, 137 warga Ukraina tewas.
Hal tersebut disampaikan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.