Kiev Diserbu, Presiden Ukraina Bantah Kabur, Ucap Perpisahan Usai Sebut Dirinya Target Utama Rusia
Pasukan Rusia dikabarkan mendekati Kiev, Ibu Kota Ukraina. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Kiev bakal dikuasai Rusia di hari kedua invasi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia dikabarkan sudah mendekati Kiev, Ibu Kota Ukraina.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Kiev bakal dikuasai Rusia di hari kedua invasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seolah menyampaikan kata-kata perpisahan kepada para pemimpin Eropa melalui chat video.
"Ini mungkin terakhir kali Anda melihat saya hidup," kata Zelensky, menurut laporan yang diberitakan nypost.com.
Baca juga: Tentara Ukraina: Pasukan Rusia Menyerbu Kyiv dari Berbagai Arah
Zelensky sebelumnya membuat peringatan terbuka kepada para pemimpin Uni Eropa, dengan menyatakan dirinya "target nomor satu" Rusia, seperti dikatakan sumber kepada Axios dan Financial Times.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang muncul untuk berbicara kepada para pemimpin lain dari sebuah bunker, bersumpah untuk tetap berada di Kiev, bahkan ketika kota itu dikepung.
Dia menyebut bahwa Rusia berusaha menghancurkan Ukraina secara politik dengan menjatuhkan kepala negara.
Bantah melarikan diri
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara tegas membantah desas-desus bahwa dia telah melarikan diri dari Ukraina dengan mengunggah video diri bersama kabinetnya di Keiv.
"Kami di sini. Kami membela Ukraina."
Penduduk ibukota sedang mempersiapkandiri untuk mendorong pasukan Rusia lebih jauh ke kota.
Baca juga: Soal Konflik Rusia dan Ukraina, Pemerintah Indonesia Desak DK PBB Bertindak Cegah Situasi Memburuk
Sebab, bangunan tempat tinggal terkena tembakan pada Jumat (25/2/2022) pagi. Ditambah lagi ada laporan tentang "pertempuran sengit di distrik utara Kiev".
Presiden Zelenskyy, dalam videonya yang dia unggah di Twitter, mengumumkan bahwa dia, bersama dengan beberapa anggota tim kabinetnya, termasuk Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, masih berada di Kiev, meskipun ada rumor dari media Rusia bahwa dia telah melarikan diri.
Baca juga: Pertempuran Sengit Mulai Terjadi di Jalanan Kiev, Warga Ukraina Didesak Cari Perlindungan
"Presiden ada di sini," kata Zelenskyy seperti diberitakan Kompas.com.
"Dan kita di sini. Kita semua di sini membela Kemerdekaan kita, negara kita. Akan terus begitu. Kemuliaan bagi para pembela kita! Kemuliaan bagi Ukraina!"
Pesannya mendapat banyak dukungan, karena orang-orang di Twitter memuji keputusan Zelenskyy untuk tetap tinggal.
"Dia akan berada di tempat orang-orangnya berada, Setiap Saat," kata salah satu pengguna Twitter.
Yang lain menulis, "Kami salut dan mendukung Anda, Pak. Kami mendukung Anda."
Lebih banyak pemimpin Ukraina berkumpul untuk mengangkat senjata dan melindungi negara mereka.
Seorang anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Honcharenko, mengatakan kepada CNN bahwa dia telah memutuskan untuk tinggal dan melawan juga.
Dia bahkan pergi ke markas polisi untuk mengambil senjata.
Baca juga: Tentara Ukraina: Pasukan Rusia Menyerbu Kyiv dari Berbagai Arah
"Saya bukan tentara profesional sama sekali, tapi saya bisa mencoba dan saya bisa melakukan yang terbaik dan saya akan melakukannya jika pasukan Rusia memasuki Kiev," kata Honcharenko melansir Newsweek pada Jumat (25/2/2022).
Ada laporan lebih lanjut bahwa warga sipil juga berkumpul di kota itu.
Radio Free Europe melaporkan bahwa di jalan-jalan Kiev, orang-orang Ukraina bersenjata dengan pakaian sipil "membawa AK-47 dan, dalam satu kasus, sebuah RPG."
Dan Kementerian Pertahanan Ukraina mengunggah di media sosial, "Kami mendesak warga untuk memberi tahu kami tentang pergerakan pasukan, membuat bom Molotov, dan menetralisir musuh."
Parlemen Ukraina pada Rabu (23/2/2022) memberikan suara untuk menyetujui undang-undang yang memberi warga negara hak untuk memanggul senjata, hanya beberapa jam sebelum serangan Rusia, menurut laporan Reuters.
Pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka khawatir Kiev bisa jatuh di bawah kendali Rusia dalam beberapa hari.
Rebut Kiev sebelum fajar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (26/2/2022), memperingatkan bahwa pasukan Rusia akan berusaha merebut ibu kota Ukraina, Kiev sebelum fajar.
Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui telah melancarkan invasi skala penuh sejak Kamis (24/2/2022), dan telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam, serta memicu kekhawatiran akan Perang Dingin baru di Eropa.
Setelah pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia yang bergerak maju di ibu kota pada Jumat (25/2/2022), tidak lama setelah tengah malam Zelensky memperingatkan bangsanya untuk tetap waspada.
"Malam ini akan lebih sulit daripada siang hari. Banyak kota di negara bagian kita diserang," kata Zelensky dalam sebuah pidato video, dikutip Kompas.com dari Kantor Berita AFP, Sabtu.
"Perhatian khusus pada Kiev, kita tidak bisa kehilangan ibu kota," tambahnya.
Baca juga: 5 Fakta Baru Invasi Rusia ke Ukraina: NATO Kirim Pasukan hingga Muncul Negosiasi Hentikan Perang
"Saya beralih ke pembela kami, pria dan wanita, di semua lini, malam ini musuh akan menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya untuk menghancurkan pertahanan kita dengan cara yang berbahaya, kasar, dan tidak manusiawi," kata Zelensky.
"Malam ini mereka akan mencoba menyerbu,” tambahnya dalam referensi yang jelas ke Kiev.
Zelensky, yang sebelumnya menyerukan tanggapan yang lebih kuat dari Barat, mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Presiden AS Joe Biden.
"Kami telah menyepakati lebih banyak bantuan, lebih banyak dukungan, dukungan signifikan untuk negara kami," kata Zelensky.