Apa Itu Bucharest Nine? Organisasi yang Dimintai Bantuan Presiden Ukraina Terkait Invasi Rusia
Penjelasan mengenai Bucharest Nine, organisasi yang dimintai bantuan Presiden Ukraina untuk memerangi Rusia.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Apa itu Bucharest Nine (B9)? Organisasi yang dimintai bantuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Pada Jumat (25/2/2022), Zelenskyy mengungkapkan pihaknya telah meminta bantuan pada Bucharest Nine terkait invasi Rusia.
Hal ini disampaikan Zelenskyy dalam cuitan di akun Twitternya, @ZelenskyyUa.
Ia mengatakan Ukraina saat ini membutuhkan bantuan pertahanan dan sanksi untuk menekan Rusia.
Baca juga: Ukraina Bentuk Tentara IT untuk Perangi Penyusupan Digital Rusia
Baca juga: Serangan ke Ukraina, Pasukan Rusia Ledakkan Pipa Gas di Kharkiv
"Kami mempertahankan kebebasan kami, tanah kami. Kami membutuhkan bantuan internasional yang efektif.
Membahas (bantuan) ini dengan @AndrzejDuda. Meminta bantuan ke Bucharest Nine untuk bantuan pertahanan, sanksi, tekanan pada penyerang (Rusia).
Bersama-sama kita harus menempatkan (diskusi) di meja perundingan. Kami butuh koalisi anti-perang," cuitnya.
Lantas, apa itu Bucharest Nine?
Mengutip PDF milik Friedrich Ebert Foundation berjudul Bucharest Nine: looking for cooperation on NATO's eastern flank?, Bucharest Nine didirikan pada November 2015 di ibu kota Rumania, Bucharest, atas prakarsa Presiden Rumania Klaus Iohannis dan Presiden Polandia Andrzej Duda.
Organisasi ini menyatukan sembilan negara anggota NATO yang terletak di sisi timur aliansi, yaitu Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, Slovakia, Hongaria, dan Republik Ceko.
Beberapa negara yang bergabung dengan Bucharest Nine dulunya adalah bagian Uni Soviet.
Kebijakan dan tindakan agresif Rusia di arena internasional - pendudukan dan aneksasi Krimea Ukraina pada 2014 silam, serta dukungan Rusia untuk separatis di Donbas - menjadi satu diantara faktor utama berdirinya Bucharest Nine.
Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk menyorot apa yang terjadi di Blok Timur dan memperkuat posisi negosiasi dengan mitra mereka di Uni Eropa dan NATO.
Serta, mencegah agresi Rusia lebih lanjut mengingat ancaman bisa muncul kapan saja di Blok Timur lantaran mereka memiliki pandangan yang sama.
Baca juga: Akun Twitter Resmi Ukraina Posting Permintaan Sumbangan Kripto di Tengah Invasi Rusia
Baca juga: Ledakan Berbentuk Awan Jamur Terjadi di Kharkiv, Rusia Hancurkan Pipa Gas, Warga Tutupi Jendela
Bucharest Nine sendiri telah berusaha meningkatkan situasi keamanan di wilayah mereka, baik melalui kerja sama regional maupun melibatkan para pemimpin global, seperti Amerika Serikat (AS).
Setahun setelah didirikan, tepatnya November 2016, negara-negara Bucharest Nine mengadakan pertemuan dengan partisipasi Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Rose Gottemoeller.
Dalam deklarasinya, mereka menilai tindakan Rusia merusak keamanan Eropa.
Tindakan agresif Rusia mencaplok Krimea tidak dapat diterima, dan para diplomat negara Bucharest Nine menyatakan dukungan untuk Ukraina.
Di tahun-tahun berikutnya, Bucharest Nine mendesak Rusia untuk menghentikan tindakan agresifnya pada Ukraina.
Rusia Ledakkan Pipa Gas di Ukraina
Pasukan Rusia meledakkan pipa gas alam di Kota Kharkiv, Ukraina pada Minggu (27/2/2022).
Hal ini diinformasikan Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina.
Dilaporkan Reuters, ledakan berbentuk jamur terekam dalam video yang tersebar di aplikasi Telegram.
Belum jelas seberapa vital pipa gas yang diledakkan militer Rusia dan apakah ledakan itu dapat mengganggu distribusi gas ke luar kota atau negara.
Baca juga: Ikuti Langkah Facebook, YouTube Juga Blokir Iklan untuk Media Rusia
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Akan Berpengaruh pada Harga Pangan di Indonesia
Meskipun di tengah situasi perang, Ukraina tetap mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa.
Menurut laporan AP News, Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi memperingatkan bahwa ledakan tersebut dapat menyebabkan "bencana lingkungan".
Pihaknya mengimbau penduduk untuk menutupi jendela mereka dengan kain lembab atau kain kassa dan banyak minum.
Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan pasukan Rusia tidak dapat merebut Kharkiv.
Namun, di sana sedang terjadi pertempuran yang sengit.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina berpenduduk 1,5 juta ini terletak 40 km dari perbatasan Rusia.
Pasukan Ukraina terus melancarkan perlawanan untuk memperlambat militer Rusia mendekati Ibu Kota Kyiv.
Di saat yang sama, AS dan Uni Eropa mengirimkan amunisi dan senjata ke Kyiv serta mengumumkan sanksi keuangan untuk mengisolasi Moskow.
Pemerintah Ukraina memberlakukan jam malam 39 jam untuk mencegah warga keluar ke jalanan.
Diperkirakan, lebih dari 150.000 warga Ukraina melarikan diri ke Polandia, Moldova, dan negara tetangga lainnya untuk menyelamatkan diri.
PBB memperingatkan bahwa jumlah pengungsi bisa meningkat hingga 4 juta jiwa jika pertempuran terus terjadi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ledakan Berbentuk Awan Jamur Terjadi di Kharkiv, Rusia Hancurkan Pipa Gas, Warga Tutupi Jendela
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ika Nur Cahyani)