'Seperti di Neraka', Curhat Pengungsi Ukraina dalam Antren Panjang di Perbatasan Polandia
Medyka, perbatasan utama antara Polandia dan Ukraina 'secara perlahan pun terbangun', begitu pula puluhan pria dan wanita yang menghabiskan malam.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Karena mereka masih menunggu kesempatan untuk bisa selamat.
Yelena, seorang pengungsi berusia 43 tahun merupakan salah satu sukarelawan yang membagikan barang-barang tersebut.
Ia tiba di Polandia hampir setahun yang lalu dari Belarus.
Saat dirinya mengetahui bahwa Rusia telah meluncurkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina, dirinya tidak ingin tinggal diam.
"Saya ingin ikut perang, penjaga perbatasan Polandia membiarkan saya lewat, namun orang Ukraina tidak. Anda tahu mengapa? Karena saya memiliki paspor Belarus," kata Yelena.
Perlu diketahui, Belarus merupakan negara yang ikut ambil bagian mendukung Rusia dalam invasi ini.
Ia menegaskan bahwa saat ini semua jenis bantuan dibutuhkan di sana, dan ia adalah salah satu orang yang ingin membantu, terlepas dari paspor yang ia miliki.
Baca juga: Wanita Ukraina Ini Daftar Jadi Tentara Amatir untuk Perang Lawan Rusia: Saya Lelah Hanya Ketakutan
"Seseorang harus memasak, seseorang harus merawat yang terluka. Saya bahkan mencoba menyeberang untuk kedua kalinya, namun tidak berhasil," jelas Yelena.
Yelena kemudian menyampaikan bahwa akhirnya dirinya terpaksa menghancurkan paspor Belarus-nya sebagai aksi protes terhadap perang dan bergabung dengan sukarelawan Ukraina serta Polandia di perbatasan.
"Saya merasa malu untuk Belarus, Ukraina harus memenangkan perang ini, Slava Ukraini (Kemuliaan bagi Ukraina)," tegas Yelena.
Ia pun melanjutkan tugasnya, memberikan selimut dan beberapa botol air kepada seorang pria muda yang memasuki perbatasan menuju Ukraina.
Selanjutnya, ada pengungsi bernama Olga yang menunggu pada antrian yang sama.
Wanita berusia 33 tahun itu tampak lebih menonjol diantara kerumunan lainnya, karena ia mengenakan mantel yang panjang dan modis dengan pola unik serta potongan rambut sempurna yang menarik perhatian.
Olga dan pacarnya, Sergey, sedang menunggu penerbangan untuk kembali ke Ukraina di bandara di Vilnius, Lithuania, saat mereka mendengar tentang perang yang sedang berlangsung di tanah air mereka.