'Seperti di Neraka', Curhat Pengungsi Ukraina dalam Antren Panjang di Perbatasan Polandia
Medyka, perbatasan utama antara Polandia dan Ukraina 'secara perlahan pun terbangun', begitu pula puluhan pria dan wanita yang menghabiskan malam.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
"Kami pergi ke Lithuania untuk berakhir pekan dan kami terjebak di sana, penerbangan pulang pun dibatalkan. Selama beberapa jam pertama, kami tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi, kami tidak dapat mempercayainya," kata Olga yang berprofesi sebagai make up artist itu.
Ia kini berharap bahwa setelah kembali ke Ukraina, dirinya akan dapat menjadi sukarelawan ssbagai perawat di rumah sakit.
Olga mengaku ingin membuat dirinya berguna bagi negaranya.
Sedangkan sang kekasih, Sergey yang berusia 38 tahun dan memang dalam usia yang cocok untuk wajib militer, selama ini bekerja sebagai pekerja kantoran dan tidak pernah memegang senjata sekalipun.
Namun jika keterampilannya tidak cukup untuk mendukung perjuangan, dirinya bisa mempelajarinya.
"Apapun yang diperlukan untuk membantu negara," jelas Sergey.
Sergey memang mengaku takut pada peperangan, namun ia menekankan bahwa tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk tinggal di tempat lain di Eropa, selain Ukraina.
"Hanya ada satu Ukraina dan kami tidak bisa kehilangannya. Ini adalah tanah air kami dan tidak akan pernah menjadi Rusia," tegas Sergey.
Pasangan itu membutuhkan waktu dua hari untuk pergi dari Vilnius ke perbatasan.
Semua bus di rute itu telah dibatalkan dan tidak ada kereta pula.
Pada akhirnya, warga Lithuania mau mengantarkan mereka langsung ke Medyka.
Sumber: https://www.aljazeera.com/news/2022/2/27/ukraine-poland-border-refugees-medyka-russia-invasion