Imbas Sanksi Global, Rusia Hentikan Peluncuran Roket Soyuz dari Spaceport Eropa
Soyuz rencananya akan diluncurkan dari pangkalan antariksa Eropa Spaceport yang berlokasi di Kourou, Guyana Prancis.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak hanya Amerika Serikat, Uni Eropa turut melayangkan sanksi tegas terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina.
Bahkan, hal ini berimbas pada berhentinya peluncuran Roket Soyuz milik badan antariksa Rusia, Roscosmos.
Soyuz rencananya akan diluncurkan dari pangkalan antariksa Eropa Spaceport yang berlokasi di Kourou, Guyana Prancis.
Baca juga: Kecoh Tentara Rusia, Ukraina Cabut Semua Rambu Jalan di Wilayahnya
Namun karena adanya penerapan sanksi dari Uni Eropa, rencana peluncuran roket tersebut terpaksa ditangguhkan Roscosmos.
“Menanggapi sanksi UE terhadap perusahaan kami, Roscosmos menangguhkan kerja sama dengan mitra Eropa dalam mengatur peluncuran luar angkasa dari kosmodrom Kourou dan menarik personelnya, termasuk kru peluncuran terkonsolidasi, dari Guyana Prancis,” jelas cuitan Roscosmos yang dikutip dari laman Independent.co.uk.
Keputusan Roscosmos sontak membuat publik heboh, pasalnya pemberitahuan tersebut tak sejalan dengan pernyataan resmi dari Badan Antariksa Eropa dan NASA.
Sebelumnya baik Badan Antariksa Eropa ataupun NASA, telah menegaskan bahwa sanksi yang dilayangkan ke Rusia akibat invasinya pada Ukraina, tidak akan memengaruhi kerja sama mereka dengan Rusia dalam menggarap proyek luar angkasa.
Baca juga: China Bantah Misi Roket Change 5-T1 Akan Menabrak Bulan, Faktanya Sudah Hancur Setelah Peluncuran
Bahkan keduannya telah berencana membuat Kosmonot Rusia di NASA's Kennedy Space Center, Texas.
Roket Soyuz sendiri, akan diluncurkan untuk membawa satelit internet OneWeb. Nantinya roket tersebut akan diterbangkan pada April mendatang, dengan membawa dua satelit navigasi Galileo ke orbit untuk konstelasi Galileo Uni Eropa
Namun atas tindakanya tersebut kini Stasiun Luar Angkasa Eropa mulai dilanda kekhawatiran, pasalnya dalam peluncuran roket Soyuz milik Uni Soviet kerap menggunakan pesawat luar angkasa besutan Roscosmos Rusia.
Jika nantinya Rusia benar – benar menarik diri dari proyek tersebut, maka bukan tidak mungkin segala proyek tersebut akan mengalami kendala dalam pengoprasiannya.