Dampak Invasi ke Ukraina, Perusahaan Hentikan Penjualan dan Batasi Layanan di Rusia, Termasuk Apple
Berbagai perusahaan dari Apple hingga Harley Davidson memberikan sanksi kepada Rusia terkait invasi ke Ukraina.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Berbagai perusahaan bakal menghentikan penjualan dan membatasi pelayanannya imbas invasi Rusia ke Ukraina.
Contohnya adalah Apple yang bakal menyetop penjualan seluruh produknya di Rusia.
Hal ini dilakukan karena menurut pihak Apple sebagai bentuk kepedulian mendalam terkait invasi Rusia dan kecaman atas dampak yang dirasakan oleh Ukraina.
Dikutip dari BBC, layanan seperti Apple Pay dan lainnya seperti Apple Maps akan dibatasi dalam bentuk fiturnya.
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina: Pasukan Terjun Payung Mendarat di Kharkiv, Serangan 3 Penjuru
Selain itu, aplikasi mobile banking di Rusia seperti aplikasi Bank VTB Rusia kemungkinan akan secepatnya tidak dapat digunakan secara penuh terhadap perangkat yang menggunakan sistem operasi iOS.
Apple mengatakan bahwa pihaknya juga telah menonaktifkan fitur lalu lintas dan kejadian langsung di aplikasi Apple Maps di Ukraina sebagai bentuk keamanan bagi warga Ukraina.
Sementara pada minggu lalu, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov mempublikasikan surat terbuka kepada Apple di Twitter di mana dirinya meminta perusahaan pimpinan Tim Cook tersebut untuk memberhentikan seluruh layanan dan produknya.
Baca juga: Ratusan Anak di Ukraina Diungsikan Sementara ke Sebuah Sekolah di Lviv
Sebelumnya, perusahaan teknologi lain yaitu Google juga melarang media milik Pemerintah Rusia untuk menggunakan fitur iklan dan beberapa fitur lain di YouTube.
“Kita berkomitmen untuk mematuhi seluruh syarat sanksi yang telah diberikan dan tetap melanjutkan untuk memonitor aturan selanjutnya,” ujar Google.
Selain itu, aplikasi pembayaran dari Google yaitu Google Play juga hanya dapat digunakan secara terbatas.
Hanya saja, Google tidak memblokir secara keseluruhan aplikasinya tersebut di Rusia.
Google juga mengatakan hampir seluruh layanannya masih tersedia di Rusia dan mengeklaim apa yang dilakukannya adalah bentuk penyediaan akses informasi dan perspektif global.
Sementara, perusahaan asal Finlandia, Nokia juga menyatakan akan menyetop pengiriman ke Rusia untuk mengikuti sanksi yang telah diberikan.
Kemudian pada Senin (28/2/2022), aplikasi live streaming, Netflix juga mengungkapkan menghentikan layanan gratis kepada kanal media di Rusia.
Baca juga: Hari Ketujuh Invasi Rusia ke Ukraina: Kyiv Digempur Rudal Hingga Joe Biden Serang Putin Lewat Pidato
Diketahui, aturan di Rusia harus menyediakan setidaknya 20 kanal gratis meliputi kanal berita, olahraga, dan hiburan kepada layanan dari luar negaranya.
Lalu produsen alat olahraga, Nike juga menghentikan penjualan di Rusia.
Dalam update di situsnya memperlihatkan pembelian secara online dan lewat aplikasi tidak tersedia di Rusia dikarenakan perusahaan besutan Phil Knight ini tidak menggaransikan pengiriman produk ke Rusia.
Namun, pada situs tersebut mengupdate dengan merekomendasikan konsumennya untuk pergi ke toko offline Nike terdekat.
Selain itu, sanksi kepada Rusia juga diberikan oleh perusahaan pengiriman terbesar di dunia, Danis Maersk dan MSC.
Kedua perusahaan tersebut memberhentikan pengiriman kontainer dari dan menuju Rusia mulai Selasa (1/3/2/2022).
Baca juga: Unit Perlawanaan Siber Ukraina Incar Jaringan Listrik dan Kereta Api Rusia
Hal ini mengakibatkan enam komoditas yang bakalan dikirim dan diterima oleh Rusia akan diberhentikan.
Perusahaan motor, Harley Davidson juga berhenti untuk melakukan pengiriman dan pemutusan bisnisnya di Rusia.
Ditambah, ada perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat, Boeing Co telah melakukan pemberhentian pelayanan pengiriman onderdil, perbaikan dan dukungan teknis terhadap maskapai di Rusia.
Sebelumnya, beberapa negara telah melakukan sanksi kepada Rusia.
Dikutip dari CNN, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada telah melakukan ban kerpada bank Rusia dari SWIFT pada Sabtu (26/2/2022).
Selain itu adapula Jerman yang berhenti untuk melakukan sertifikasi atas pipa gas Nord Stream 2.
Sanksi kepada Rusia juga diberikan oleh Swiss dengan cara membekukan aset dari beberapa tokoh penting seperti Presiden Rusia, Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.
Selain itu, Rusia juga mendapat sanksi dari Prancis yaitu pembekuan aset mewah yang dimiliki oleh orang kaya asal Rusia.
Hal ini telah dilakukan setelah pertemuan Kementerian Pertahanan Prancis dan Presiden Prancis, Emmanuel Marcon pada Senin (28/2/2022).
Jepang juga melakukan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengatakan sanksi yang akan diterima oleh Rusia adalah membatasi transaksi dengan menggunakan bank Rusia, pembekuan aset beberapa tokoh Rusia, dan melakukan pemberhentian ekspor senjata ke militer Rusia.
Tak ketinggalan, Australia juga memberikan sanksi dengan melarang warga Australia untuk pergi ke Rusia dan sanksi finansial kepada delapan anggota Dewan Keamanan Rusia pada Kamis minggu lalu.
Baca juga: Gara-gara Invasi ke Ukraina, Film Morbius, Batman Hingga Turning Red Gagal Tayang di Rusia
Hal ini diinformasikan oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Negara tetangga Australia, Selandia Baru juga memberikan sanksi dengan mengurangi perdagangan dengan Rusia dan melarang utusan Rusia untuk datang.
Sanksi ini dinyatakan oleh Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dan telah dimulai sejak Jumat minggu lalu.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina