UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Pesawat Kiamat Putin Mulai Lepas Landas, Disebut Anti Ledakan Nuklir
Berikut update perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, terbaru sebuah laporan menyebut pesawat kiamat milik Rusia mulai terbang.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
Satu-satunya negara yang telah merancang dan memproduksi pesawat semacam itu adalah Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut Angkatan Udara, pesawat kiamat dilindungi oleh gelombang elektromagnetik, terlindung dari efek nuklir dan termal.
Teknologi satelit yang digunakan di dalam pesawat juga menawarkan kemampuan komunikasi di seluruh dunia.
33 Korban Tewas di Ukraina
Setidaknya 33 orang tewas ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan gedung apartemen bertingkat tinggi, di kota Chernihiv, Ukraina utara, Kamis (3/3/2022).
Layanan darurat Ukraina juga mengatakan 18 orang terluka dalam serangan itu.
Diketahui Kota Chernihiv terletak 120 kilometer (75 mil) timur laut Kyiv.
Wakil Wali Kota Chernihiv Regina Gusak mengatakan bahwa kota itu dilanda "serangan bom" Rusia, dikutip Tribunnews dari NDTV.
Layanan darurat Ukraina merilis gambar yang menunjukkan gumpalan asap keluar dari apartemen yang rusak berat, dengan puing-puing berserakan di halaman dan penyelamat membawa mayat dengan tandu.
“Pesawat Rusia juga menyerang dua sekolah di daerah Staraya Podusivka (di Chernihiv) dan rumah-rumah pribadi. Tim penyelamat sedang bekerja di daerah itu,” kata Gubernur wilayah Chernihiv, Vyacheslav Chaus.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Melejit, Rupiah Berpotensi Melemah
Sejak menginvasi Ukraina seminggu yang lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangannya.
Serangan itu terjadi saat pejabat Ukraina dan Rusia berkumpul untuk membicarakan gencatan senjata di perbatasan Belarusia-Polandia, Kamis.
Putin pada hari Kamis berjanji untuk melanjutkan invansinya di Ukraina, dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pemimpin Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur bahkan ketika rentetan sanksi Barat yang disebut akan menghancurkan ekonomi Rusia.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.