Penghasilan Warga Jepang Berusia 30 hingga 50an Tahun Menurun 1 Juta Yen Dibanding 20 Tahun Lalu
Pendapatan rata-rata rumah tangga menurun sebesar 1,04 juta yen pada generasi berusia 35 - 44 tahun termasuk generasi yang disebut Shusyokuhyogaki.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pendapatan rumah tangga penduduk berusia 30 tahunan hingga pertengahan 50 tahunan telah menurun lebih dari 1 juta yen dibandingkan 20 tahun yang lalu.
Kepada Dewan Kebijakan Ekonomi dan Fiskal pemerintah, Perdana Menteri Kishida melaporkan bahwa pendapatan rumah tangga di pertengahan usia 30-an hingga pertengahan 50-an telah menurun lebih dari 1 juta yen dibandingkan dengan generasi yang sama 20 tahun lalu.
"Oleh karena itu kami memiliki gagasan untuk berinvestasi secara cermat pada orang agar dapat meningkatkan pendapatannya lebih lanjut," papar PM Jepang Fumio Kishida, Jumat (4/3/2022).
Perdana Menteri Fumio Kishida, Menteri Keuangan Suzuki dan Menteri Revitalisasi Ekonomi Daishiro Yamagiwa menghadiri dan bertukar pendapat tentang peningkatan pendapatan dan penguatan sumber daya manusia.
Mereka bertemu dengan Dewan Kebijakan Ekonomi dan Fiskal di Kantor Perdana Menteri.
Baca juga: Negara G7 Termasuk Jepang Kembali Mengutuk Rusia atas Pengeboman Fasilitas Nuklir Ukraina
Dalam hal ini, seorang pejabat Kantor Kabinet melaporkan hasil survei yang membandingkan perubahan pendapatan rumah tangga menurut kelompok umur antara tahun 1994 dan 2019 setelah pecahnya ekonomi gelembung.
Menurut survei tersebut, pendapatan rata-rata rumah tangga menurun sebesar 1,04 juta yen pada generasi berusia 35 hingga 44 tahun, termasuk generasi yang disebut "zaman es kerja" (Shusyokuhyogaki) dan menurun sebesar 1,84 juta yen pada generasi berusia 45 hingga 54 tahun.
Selain itu, di antara rumah tangga satu orang dari generasi muda berusia 25 hingga 34 tahun, proporsi rumah tangga dengan pendapatan yang relatif rendah di kisaran 2 juta yen meningkat, dan proporsi rumah tangga yang bekerja tidak tetap meningkat secara signifikan sebagai faktor utama.
"Kami akan mengerjakan investasi terperinci pada orang sesuai dengan setiap tahap kehidupan untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat modal manusia dan mendukung kemajuan perempuan dan membesarkan anak. Kami menginstruksikan Menteri Noda untuk menyusun langkah-langkah komprehensif di bidang-bidang tersebut," kata
Perdana Menteri Kishida menanggapi hasil tersebut.
Baca juga: Pemerintah Jepang dan Tepco Diminta Bayar 1,4 Miliar Yen kepada Masyarakat Fukushima, Gunma & Chiba
Shusyokuhyogaki adalah periode ketika menjadi sulit untuk mencari pekerjaan di Jepang setelah ledakan ekonomi gelembung akhir tahun 1990an.
Ini adalah kata yang diciptakan yang diusulkan dalam majalah ketenagakerjaan "Job Journal" edisi November 1992, dan membandingkan keparahan kesulitan pekerjaan yang tiba-tiba turun setelah ekonomi gelembung dengan periode glasial.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.