Terjebak Selama 3 Hari, Mahasiswa Asing di Kota Sumy Gunakan Salju yang Mencair untuk Minum
Mahasiswa asing di Sumy, Ukraina menggunakan salju cair untuk minum dan memasak karena terjebak selama tiga hari dan akibat pemutusan pasokan air.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
Ia mengatakan tanpa adanya gencatan senjata, evakuasi sangat mustahil untuk dilakukan.
“Terdapat baku tembak dan serangan di hampir seluruh penjuru.” ujarnya.
Sebagai informasi, pada Kamis (3/3/2022), departemen militer Universitas Sumy diserang oleh artileri Rusia ketika kota tersebut dilanda mati listrik selamat 24 jam setelah pesawat Rusia menyerang pembangkit listrik termal milik daerah.
Mayboroda juga menjelaskan, dua jembatan utama yaitu satu yang mengarah ke selatan di mana terkoneksi dengan kota Kharkiv dan lainnya di mana menuju ke Kiev telah hancur.
Hal ini, kata Mayboroda, membuat stasiun pemberhentian kereta di Konotop yang menghubungkan seluruh kereta dari dan ke kota Sumy menjadi hancur dan dikuasai oleh pasukan Rusia.
“Kita butuh dieakuasi secepatnya dikarenakan situasi yang semakin membuat putus asa.” katanya.
Kemudian terkait evakuasi terhadap mahasiswa asing, lebih dari 10 ribu mahasiswa asal India telah dievakuasi dari Ukraina selama seminggu belakangan termasuk dari kota yang mengalami kepungan, Kharkiv.
Hal ini diungkapkan oleh Kedutaan Besar (Kedubes) India di Kiev pada Sabtu (5/3/2022).
Namun, mahasiswa asal India di kota Sumy sama sekali belum dapat dievakuasi.
Diketahui, pertemuan kedua antara perwakilan Rusia dan Ukraina pada Kamis (3/3/2022) menghasilkan persetujuan untuk melakukan gencatan senjata agar koridor kemanusian yaitu evakuasi terhadap warga sipil dari beberapa kota di Ukraina dapat dilakukan termasuk kota Sumy.
Namun koridor pertama di mana merupakan perijinan bagi 200.000 warga sipil dari kota Mariupol dan 15.000 warga sipil dari Volnovakha untuk dievakuasi mengalami kegagalan.
Baca juga: Hari ke-11 Invasi: Pembicaraan Biden & Zelenskiy hingga Rusia Semakin Fokus Menyerang Kyiv
Hal ini dikarenakan adanya pelanggaran perjanjian yang mana Rusia melakukan penyerangan kembali.
Hanya saja, Moskov mengeklaim bahwa pihaknya menghormati keputusan gencatan senjata tetapi terdapat dugaan di mana pasukan Ukraina telah menyerang terlebih dahulu pasukan Rusia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina