Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Ancam akan Tutup Pipa Gas Utama ke Jerman: Larangan Minyak Rusia Bisa Sebabkan Bencana Besar

Rusia mengancam akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman. Sebut jika larangan minyak masih dilanjutkan, akan sebabkan bencana besar.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Rusia Ancam akan Tutup Pipa Gas Utama ke Jerman: Larangan Minyak Rusia Bisa Sebabkan Bencana Besar
tangkap layar/mirror
Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan latar belakang sosok pemilik mayoritas saham klub sepakbola Liga Inggris, Chelsea, Roman Abramovich. 

Pejabat pun memperingatkan penduduk untuk tinggal di tempat penampungan mereka.

Dikutip dari CNN, gubernur regional Vitali Kim mengatakan dalam pesan Telegram, "Kita akan melakukan serangan. Musuh memasuki bandara kita."

Di saat yang sama, pertempuran sengit terjadi di sebelah utara hingga barat Kyiv, menurut pejabat Ukraina.

Pasukan Rusia tampaknya telah melakukan serangan di beberapa daerah di wilayah menuju ibu kota.

Dengan keji, pasukan Rusia menghancurkan Bucha, Hostomel, Vorzel, dan Irpin.

"Mereka dengan sengaja membunuh warga sipil," ujar Wali Kota Kyiv, Vitaly Klitshcko.

Baca juga: AS Sebut Rusia akan Rekrut Warga Suriah untuk Perang di Ukraina

Baca juga: Uniqlo hingga McDonalds Putuskan Tetap Beroperasi di Rusia, Kritik di Media Sosial Berdatangan

Beberapa laporan mengatakan kebakaran hebat terjadi di keempat distrik tersebut, saat warga sipil terus melarikan diri dari pertempuran.

Berita Rekomendasi

Kekhawatiran juga meningkat di Mariupol dan Volnovakha, di mana warga sipil terperangkap lantaran kota telah dikepung, sementara pasukan Rusia terus melancarkan serangan.

Seorang pria yang melarikan diri dari Volnovakha dua hari lalu, mengatakan pada CNN tentang kondisi di beberapa bagian kota.

Ia menghabiskan hari-harinya bersembunyi di ruang bawah tanah.

"Orang-orang di sana (bawah tanah) selama 11 hari, sampai saat ini. Beberapa keluar, tetapi masih ada sekitar 450 (orang) di sana," ungkapnya.

Ia melanjutkan, makanan dan air sangat terbatas, banyak orang-orang sakit, serta tak ada toilet.

Anak perempuan dan wanita dewasa menggunakan ember untuk toilet.

"Kami hanya mendapatkan udara segar saat tak ada penembakan, di mana hal itu sangat jarang terjadi," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas