Apakah Militer Rusia Gagal Seperti yang Dikatakan Ukraina? Eks Perwira AS: Kami Melihat Sebaliknya
"Rusia tidak perlu mengambil kota dengan paksa. Mereka justru menginginkan warga kota untuk menyerah," jelasnya.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Perang yang pecah di tanah Ukraina telah memasuki hari ke-17, Sabtu (12/3/2022).
Sejak ekspedisi militer Rusia dimulai pada Kamis (24/2/2022) lalu, kota-kota di Ukraina terus digempur serangan dari tiga arah; udara, darat, dan laut.
Namun demikian, pasukan Rusia belum bisa merebut ibu kota Kyiv, seperti yang prediksi banyak pihak bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Bahkan dalam berita-berita yang dirilis media mainstream internasional, satu per satu mesin perang Rusia bertumbangan.
Mulai dari pesawat tempur, helikopter, hingga kendaraan lapis baja dilaporkan banyak yang telah dihancurkan Ukraina.
Baca juga: Konvoi Besar Pasukan Rusia Kembali Bergerak ke Ibu Kota Ukraina, Kini Bubar karena Masalah Logistik
Ekspedisi militer Putin di Ukraina sepertinya memang tidak berjalan seperti yang diharapkan Moskow pada awalnya.
Namun, beberapa pakar dan pengamat internasional tetap meyakini Rusia tidak melakukan blunder separah yang dilaporkan media Barat.
Seperti diketahui, ketika perang Ukraina memasuki pekan kedua pada tanggal 4 Maret, Rusia menyalurkan 95 persen dari senjata yang terkumpul di perbatasan ke berbagai arah untuk memaksa para penentangnya tunduk.
Tetapi Ukraina melakukan perlawanan keras, mencegah tentara terbesar kedua di dunia itu meraih kemenangan cepat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengharapkan Kiev untuk menyerah ke Moskow seperti Semenanjung Krimea, dengan cepat menyerah kepada pasukan Rusia pada tahun 2014.
Hanya saja, setidaknya, hingga berita ini diturunkan, Ibu Kota Kyiv masih tetap bertahan.
Namun, menurut beberapa ahli, kemajuan Rusia yang lambat dan mahal di Ukraina tidak boleh disalahartikan sebagai kegagalan total tujuan militer Moskow.
"Selama ini kami hanya melihat berita pertempuran Ukraina, dari yang dilaporkan oleh wartawan yang bersimpati kepada mereka (Ukraina--Red). Terus terang, saya hanya tidak percaya bahwa Rusia melakukan seburuk yang dilaporkan media barat, ”kata Edward Erickson, mantan perwira militer Amerika dan pensiunan Profesor Sejarah Militer dari Departemen Studi Perang di Universitas Korps Marinir.
Baca juga: Ukraina dalam Bahaya, Rusia Kerahkan SU-35 & Rudal Kh-31P yang Dirancang Menindas Pertahanan Udara
“Pada tingkat operasional perang, kami justru melihat operasi Rusia sebagai kampanye terpadu. Rusia menjalankannya cukup baik. Mereka maju ke berbagai arah dan membuat keuntungan besar setiap hari, ”kata Erickson kepada TRT World.