Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lewat Proyek JICA, Mio Kajita Jembatani Sayuran Jepang Indonesia

Benihnya dari Jepang, dikembangbiakkan di Indonesia dengan bantuan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency atau

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Lewat Proyek JICA, Mio Kajita Jembatani Sayuran Jepang Indonesia
Foto Richard Susilo
Mio Kajita (40) menjembatani sayuran Jepang Indonesia berkarya di Jawa Barat dan daerah lain di Indonesia 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Petani di Jawa Barat kini mulai menghasilkan sayuran yang jauh semakin berkualitas tinggi.

Benihnya dari Jepang, dikembangbiakkan di Indonesia dengan bantuan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency atau JICA) dan salah satu tokohnya adalah Mio Kajita (40) yang telah berada di Indonesia sejak tahun 2006 hingga kini.

"Dari segi teknologi sayuran para petani Indonesia memang sudah tinggi, bagus, tinggal kita poles sedikit lagi dalam berbagai hal termasuk pemasaran, ditambah pembibitan benih dari Jepang, jadilah petani sayuran Indonesia yang hebat nantinya," papar Kajita khusus kepada Tribunnews.com baru-baru ini (3/3/3022).

Kajita bekerja bagi proyek JICA juga merupakan anggota AMDA-MINDS (Association of Medical Doctors of Asia – Multisectoral and Integrated Development Services) adalah NGO Jepang yang berkantor pusat di Okayama yang bergabung di tahun 2005.

Saat ini, proyek kerjasama Kementerian Pertanian RI dengan JICA memasuki tahap kedua untuk jangka waktu 10 tahun secara keseluruhan.

"Fase 1 berlangsung pada tahun 2016-2021. Kini memasuki Fase 2 sejak tahun 2021 hingga 2025. Setelah sekitar 2 tahun sejak dimulai proyek ini akhirnya sudah tampak keberhasilan yang cantik sekali di kalangan petani Indonesia berkat pengertian dan kerjasama yang baik di antara semua kelompok tani yang ada," tambah Kajita lagi.

Berita Rekomendasi

Beberapa sayuran yang berhasil dikembangkan adalah kentang, Wortel Kuroda dan Tomat Momotaro. Lalu mizuna, terong, dan paprika. Bibit dikembangkan dari Jepang dan sayuran dibuat dengan metode budidaya ala Jepang yang sangat populer di kalangan orang kaya Indonesia saat ini.

"Awalnya memang agak berat untuk memasuki Indonesia. Para petani masih belum percaya bagaimana teknik budidaya Jepang bisa diterapkan di Indonesia. Kira-kira begitu pikiran mereka. Namun setelah dilakukan penyuluhan dan rasa saling pengertian yang semakin baik dari hari ke hari, akhirnya semua berjalan dengan baik dan menghasilkan produk berkualitas baik pula yang bisa dipasarkan dengan sukses di Indonesia. Kita bahkan kewalahan jumlah permintaan saat ini," paparnya lagi.

Pemasaran untuk sayur-sayuran tersebut antara lain empat AEON MALL di pinggiran ibukota Jakarta.

Demikian pula dengan kentang yang dipesan oleh PT. Calbee-Wings Food dibuat menjadi keripik di Indonesia.

"Saya menyadari bahwa standar hidup bangsa Indonesia tampaknya semakin jauh meningkat, sehingga permintaan sayuran berkualitas pun semakin tinggi pula. Terutama untuk para orang kaya yang semakin menuntut sayuran berkualitas tinggi. Syukurlah, sayuran buatan petani Indonesia yang kami bimbing ini semakin banyak diminati saat ini di pasaran."

Khususnya di Jakarta, jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi semakin meningkat, dan selera konsumen semakin beragam. Dikatakan bahwa perhatian telah difokuskan tidak hanya pada kesegaran tetapi juga pada keamanan dan kualitas pangan.

Untuk itulah “Proyek Kemitraan Publik-Swasta untuk Perbaikan Sistem Pemasaran dan Distribusi Produk Pertanian (IJHOP4) diinisiasi."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas