Diplomat Turki: Di Ukraina, Putin Terapkan Taktik yang Sama Seperti di Aleppo Suriah
Sezgin pun menunjukkan kesamaan tindakan Rusia di Ukraina dengan di Chechnya, saat penduduk sipil digunakan sebagai perisai manusia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Pasukan Rusia di Ukraina disebut menggunakan taktik yang sebelumnya pernah diterapkan di Aleppo Suriah termasuk menyerang sasaran sipil dan menghalangi upaya kemanusiaan serta evakuasi.
Pernyataan itu disampaikan mantan Duta Besar Turki untuk Rusia, Aydin Adnan Sezgin.
"Saat ini, ada tren serangan yang diamati di Ukraina, mirip dengan di Suriah. Tentara Rusia menembak tanpa pandang bulu. Tidak ada fasilitas militer di tempat serangan rudal dan pemboman udara, ini semua adalah lingkungan perumahan," kata Sezgin.
Menurutnya, Putin juga menggunakan taktik Aleppo saat merebut kota.
Secara khusus, ini tentang mengumumkan jaminan keamanan bagi warga sipil, sementara dalam praktiknya tidak ada hal seperti itu.
Baca juga: 14 Fakta Hari ke-20 Invasi: China Akan Bantu Rusia, Ukraina Sebut Putin Bisa Mulai Perang Dunia III
"Saat orang-orang berusaha melarikan diri dari kota karena takut dibom, ia (Putin) mengatakan mari kita buka koridor kemanusiaan. Namun saat koridor kemanusiaan dibuka, ia tidak mengizinkannya beroperasi pada waktu yang telah disepakati dan dikoordinasikan, jadi tetap dibom," jelas Sezgin.
Dikutip dari laman Ukrinform, Rabu (16/3/2022), Sezgin pun menunjukkan kesamaan tindakan Rusia di Ukraina dengan di Chechnya, saat penduduk sipil digunakan sebagai perisai manusia.
"Ini murni perang propaganda psikologis. Ukraina tidak menyerang, mereka membela tanah air dan warganya. Apa yang akan dicapai (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy dengan membunuh warganya sendiri, warga sipil? Tidak ada, jadi (tudingan Rusia) itu bohong. Rusia sebelumnya telah membuat tuduhan seperti itu di Chechnya. Mereka mengulangi hal yang sama di Suriah, jadi itu bohong semua. Rusia telah dikutuk oleh seluruh komunitas internasional," tegas Sezgin.
Sezgin meyakini bahwa semakin lama perang berlangsung, maka akan semakin 'berhasil' Ukraina dalam melawan Putin, khususnya karena rombongannya akan menekannya untuk mengakhiri perang, dan Putin menyadari hal ini.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan perang terhadap Ukraina pada 24 Februari lalu dan meluncurkan invasi besar-besaran.
Pasukannya telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur serta daerah pemukiman di kota-kota Ukraina, menggunakan artileri, peluncur roket ganda, dan rudal balistik.
Menanggapi invasi ini, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan negara lainnya telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai agresor.
Saat ini 'isolasi internasional' terhadap Rusia pun semakin hari semakin meningkat.
Pengadilan Kriminal Internasional bahkan telah mulai mendokumentasikan dan menyelidiki kejahatan perang Rusia di Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.