Secercah Harapan Menuju Kesepakatan Damai Rusia dan Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan beberapa formulasi perjanjian dengan Ukraina hampir disepakati.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Ada secercah harapan perang Rusia dan Ukraina akan segera berakhir.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan beberapa formulasi untuk perjanjian dengan Ukraina hampir disepakati, setelah Kyiv setuju membahas netralitas.
Hal itu disampaikan dia kepada kantor berita RBC, seperti dilansir Guardian, Rabu (16/3/2022).
"Sekarang, hal ini sedang dibahas dalam negosiasi, ada formulasi yang benar-benar spesifik, yang menurut saya, hampir mencapai kesepakatan," ujarnya.
Dia menjelaskan ada isu-isu lain yang penting juga dibahas, termasuk penggunaan bahasa Rusia di Ukraina dan kebebasan berbicara.
Lavrov mengatakan negosiasi dengan Ukraina tidak mudah, tapi ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi.
Baca juga: Tentara Rusia Tembaki Warga yang Sedang Mangantre Beli Roti, 10 Orang Tewas
Hal senada juga disampaikan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Zalenskyy mengatakan dirinya melihat adanya ruang untuk kompromi dalam pembicaraan damai dengan Moskow.
Alasannya posisi delegasi Rusia terdengar lebih realistis.
Baca juga: Seorang Warga Ukraina Ditembak Tentara Rusia meski Telah Nyatakan Menyerah, Terekam via Drone
Karena itu, ia mengkonfirmasi pertemuan antara pejabat Ukraina dan Rusia terus berlanjut.
"Pertemuan terus berlanjut, dan saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi, masih diperlukan waktu agar keputusan itu sesuai dengan kepentingan Ukraina,"
Namun, asisten presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan ada kontradiksi mendasar dalam pembicaraan yang bertujuan mengakhiri serangan militer Rusia.
"Tentu saja ada ruang untuk kompromi," ujarnya.
Dalam pidato video hariannya di Telegram, Zelenskyy juga mendesak pengusaha dan warga Rusia untuk menentang perang.
Zelenskiy mengatakan perang akan berakhir dengan aib, kemiskinan, isolasi selama setahun dan sistem represif yang brutal.
"Jika Anda tetap di posisi Anda, jika Anda tidak berbicara menentang perang, komunitas internasional akan melepaskan Anda dari semua yang telah Anda peroleh selama bertahun-tahun. Mereka sedang mengerjakannya," katanya. (Guardian/Reuters)