Sejarah Kremlin Moskow, Benteng Terbesar di Eropa sebagai Kompleks Istana Penguasa Rusia
Sejarah Kremlin Moskow, benteng terbesar di Eropa sebagai Kompleks Istana penguasa Rusia dari era Tsar, Lenin Uni Soviet, dan Presiden Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
4. Palace of the Facets
Di antara bangunan sipil tertua di Kremlin Moskow, Palace of the Facets (1487–1491) adalah yang paling luar biasa.
Arsitek Italia, Marco Fryazin dan Pietro Antonio Solario, membangunnya sebagai aula besar untuk mengadakan upacara kenegaraan, perayaan, dan untuk menerima duta besar asing.
Konstruksi sipil paling penting dari abad ke-17 yang dibangun oleh tuan Rusia adalah Istana Teremnoi.
5. Katedral Pokrovski
Di ujung selatan Lapangan Merah adalah Katedral Pokrovski yang terkenal (Katedral St Basil the Blessed), yang merupakan monumen paling indah dari arsitektur gereja Rusia Kuno, didirikan pada tahun 1555–1560 untuk memperingati kemenangan Ivan the Terrible atas Kazan Khanate.
Pada abad ke-17 katedral mendapatkan penampilan yang up-to-date berkat finishing dekoratif kubah dan lukisan baik di dalam maupun di luar katedral
Pembangunan Lapangan Merah selesai pada akhir abad ke-19 bersamaan dengan pendirian Museum Sejarah Kekaisaran (sekarang Museum Sejarah Negara), Barisan Perdagangan Atas (GUM) dan Barisan Perdagangan Tengah.
6. Makam Vladimir Lenin, Pendiri Rusia
Pada tahun 1929, Mausoleum Lenin, yang dirancang oleh A.V. Shchusev sebagai arsitektur monumental Soviet, telah selesai.
Dikutip dari National Geographic, makam Vladimir Lenin terletak di sepanjang sisi Kremlin Lapangan Merah.
Tubuh mantan pemimpin Rusia itu dibalsem dan telah ada di dalam Mausoleum sejak tahun 1924.
7. Katedral St. Basil
Katedral St. Basil abad ke-16 dibangun oleh Ivan the Terrible (Tsar Ivan IV) untuk memperingati kemenangannya atas Tartar Mongol.
Interiornya kaya dengan lukisan dinding dan ikon dari berbagai periode sejarah panjang gereja.
Namun tenda eksterior dan menara kubahnya, masing-masing menutupi satu dari sembilan kapel yang terpisah dan menjadi aksen ikonik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Rusia