Murka karena Putin Disebut Penjahat Perang, Kremlin: Bom AS Bunuh Ratusan Ribu Orang
Kremlin murka dengan pernyataan Biden yang menuduh Putin adalah "penjahat perang". Sedangkan tahun 1945 ratusan ribu orang telah tewas akibat bom AS.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kremlin mengatakan pada Rabu (16/3/2022), klaim Joe Biden bahwa Presiden Vladimir Putin adalah "penjahat perang" karena menyerang Ukraina, adalah pernyataan yang tak termaafkan.
Terlebih, pernyataan itu diucapkan oleh pemimpin negara yang telah membunuh ratusan ribu warga sipil dalam konflik di seluruh dunia.
Seperti diketahui, Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari 3 juta orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
Dalam percakapan dengan seorang reporter pada Rabu, Biden berkata, "Oh, saya pikir dia (Putin) adalah penjahat perang".
Sebelumnya, saat ditanya tentang apakah dia siap untuk memanggil Putin seperti itu, Biden menjawab "tidak".
"Presiden kami adalah tokoh internasional yang sangat bijaksana, berwawasan luas dan berbudaya serta kepala Federasi Rusia, kepala negara kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang pernyataan Biden, dikutip dari CNA.
Baca juga: Arti Penjahat Perang yang Dituduhkan Biden pada Putin, Bagaimana Menyelidikinya?
Baca juga: Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Rusia Bereaksi
"Pernyataan seperti itu oleh Tuan Biden benar-benar tidak dapat diterima, dan tidak dapat dimaafkan," kata Peskov.
"Hal utama adalah bahwa kepala negara yang telah bertahun-tahun mengebom orang di seluruh dunia. Presiden negara seperti itu tidak berhak membuat pernyataan seperti itu," tambahnya.
Peskov mengatakan Amerika Serikat telah mengebom mengalahkan Jepang pada tahun 1945, menghancurkan kota-kota Hiroshima dan Nagasaki.
Jepang menyerah enam hari kemudian, mengakhiri Perang Dunia Kedua.
Sekitar 200.000 orang tewas seketika oleh bom AS dan banyak lagi yang meninggal karena penyakit radiasi.
Kekuatan Rusia
Rusia memperingatkan Amerika Serikat pada Kamis bahwa Moskow memiliki kekuatan untuk menempatkan negara adidaya terkemuka di dunia di tempatnya dan menuduh Barat memicu plot Russophobic liar untuk menghancurkan Rusia.
Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012 dan sekarang menjadi wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Amerika Serikat telah memicu Russophobia "menjijikkan" dalam upaya untuk memaksa Rusia bertekuk lutut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.