Militer Ukraina Tolak Letakkan Senjata, Spanduk di Jalanan Mariupol: Rusia! Selamat Datang di Neraka
Ukraina benar-benar telah membuat Rusia marah dan sedikit kewalahan karena sikap mereka yang pantang menyerah.
Editor: Wahyu Aji
Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan diberikan nota protes atas pernyataan "tidak dapat diterima" baru-baru ini oleh Kepala Staf Gedung Putih Joseph Biden.
"Ditekankan bahwa pernyataan Presiden AS seperti itu, yang tidak layak bagi seorang negarawan berpangkat tinggi, membawa hubungan Rusia-Amerika ke jurang kehancuran. Mereka memperingatkan bahwa tindakan bermusuhan yang diambil terhadap Rusia akan ditolak secara tegas dan tegas," kata Moskow. dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Rusia, Bom Jatuh Setiap 10 Menit di Mariupol
Ukraina dalam bahaya yang nyata
Ukraina dalam bahaya yang nyata setelah Rusia yang sudah mengepung Kota Mariupol memberikan tenggat waktu untuk militer dan tentara bayaran meletakkan senjata.
Tenggat waktu yang diberikan Rusia sampai hari ini agar semua militer dan tentara bayaran tidak melakukan perlawanan.
Rusia selanjutnya akan membuka karidor penyelamatan warga sipil yang berada di kota tersebut.
Tentu saja itu menjadi sebuah ancaman yang serius bagi Ukraina.
Apalagi Rusia sejauh ini memang sangat presisi dalam melakukan serangan. Tentu mereka jelas menempatkan target yang pasti dan sesuai
Rusia telah menuntut pasukan Ukraina meletakkan senjata mereka di kota Mariupol yang terkepung , menawarkan untuk memfasilitasi jalan yang aman bagi warga sipil untuk melarikan diri dengan imbalan penyerahan diri.
Pemerintah Rusia memberi Ukraina tenggat waktu Senin dini hari untuk menanggapi - tetapi Ukraina menolak tawaran itu, dengan mengatakan tidak akan menyerahkan kota pelabuhan itu.
Baca juga: Hari ke-26 Invasi Rusia ke Ukraina: Tolak Serahkan Mariupol Hingga Khawatir Terjadi Perang Dunia III
Rusia menuntut agar warga Ukraina di kota Mariupol yang terkepung meletakkan senjata mereka sebagai imbalan perjalanan yang aman ke luar kota .
Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa pasukan akan mengizinkan dua koridor keluar dari kota pantai, menuju timur menuju Rusia atau barat ke bagian lain Ukraina.
Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev mengatakan kepada TASS bahwa koridor kemanusiaan sementara dari Mariupol akan dibuka mulai pukul 10.00 pada Senin waktu Moskow (pukul 18.00 AEDT) "atas kesepakatan dengan pihak Ukraina" .
"Setiap penduduk Mariupol dan warga negara asing akan dijamin pilihan sukarela dari salah satu koridor kemanusiaan atau hak untuk tinggal di kota yang tidak diblokir," kata Kolonel Jenderal Mizintsev kepada TASS.