Rusia Berharap Damai dengan Ukraina, tapi Tegaskan Tak Ada Tawar-Menawar demi Kepentingannya
Dubes Rusia mengatakan Moskow mengharapkan damai dengan Ukraina. Tetapi, menegaskan pihaknya tak ingin ada tawar-menawar.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Kepada jaringan televisi publik Eropa, Zelensky menyebut pertemuan semacam itu dapat membahas masa depan Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hingga Pandemi Jadi Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Global, Begini Penjelasan BI
Baca juga: Beritakan 10.000 Tentara Rusia Tewas di Ukraina, Surat Kabar Rusia Klaim Situsnya Telah Diretas
Kendati demikian, ia tak menampik akan lebih banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Zelensky juga mengulangi pengakuannya, yang dibuat di awal bulan ini, bahwa Ukraina saat ini tak mendapatkan keanggotaan NATO.
"Saya percaya, sampai saat kita mengadakan pertemuan dengan Federasi Rusia, Anda tidak dapat benar-benar memahami apa yang akan mereka lakukan untuk menghentikan perang dan apa yang akan mereka tempuh jika kami belum bersedia kompromi," tutur Zelensky dalam wawancara, Senin (21/3/2022), dilansir Reuters.
Zelensky telah mengupayakan pertemuan dengan Putin selama hampir satu tahun, tapi pemimpin Rusia itu menolak dan justru menuntutnya menyelesaikan "perang saudara" negaranya dengan wilayah-wilayah separatis yang terkait dengan Moskow.
Sejak pasukan Rusia masuk ke Ukraina bulan lalu, Zelensky telah mengeluarkan seruan yang mendesak untuk menggelar pembicaraan guna mengakhiri pertempuran.
Pekan lalu dia menyerukan pertemuan secepatnya sehingga Rusia dapat "membatasi kerugian yang disebabkan oleh kesalahannya".
"Kompromi harus ditentukan!" katanya.
"Saya siap bertemu Presiden Rusia untuk mengangkat masalah wilayah invasi, tetapi saya yakin bahwa solusi tidak akan datang pada pertemuan ini," ujar Zelensky dalam wawancaranya.
Ia mengatakan beberapa syarat perlu dipenuhi sebelum kompromi tercapai, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan jaminan keamanan.
"Jika orang mencoba untuk menghentikan perang, ada gencatan senjata dan pasukan ditarik."
Baca juga: Berapa Jumlah Tentara Ukraina, Rusia dan Warga Sipil yang Tewas Sejak Invasi 24 Februari Lalu?
Baca juga: Setelah Uni Eropa, Raja Minyak Rusia Roman Abramovich Bakal Kena Sanksi AS
"Presiden bertemu, mencapai kesepakatan tentang penarikan pasukan dan ada jaminan keamanan dalam satu atau lain cara," bebernya.
"Kompromi harus ditentukan, dengan satu atau lain cara untuk menjamin keamanan kita."
Zelensky menuturkan Ukraina sangat menyadari bahwa mereka tidak dapat diterima menjadi anggota NATO sekarang.