Abramovich Diduga Keracunan Zat Kimia, Siapa yang Mau Sabotase Perundingan Damai Rusia-Ukraina?
Siapa yang mau menyabotase perundingan damai Rusia-Ukraina? Benarkah Roman Abramovich diracun pada awal Maret lalu? Kenapa baru muncul sekarang?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Abramovich Diduga Keracunan Zat Kimia, Siapa yang Mau Sabotase Perundingan Damai Rusia-Ukraina?
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik Chelsea yang menjadi mediator perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, Roman Abramovich diduga mengalami keracunan zat kimia.
Sang Miliarder mengalami sejumlah gejala itu setelah menghadiri pertemuan di Kiev, Ukraina.
Dikutip BolaSport dari lansiran Wall Street Journal, Roman Abramovich dan beberapa perunding perdamaian terlibat dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada 3 dan 4 Maret 2022.
Baca juga: Rusia Serbu Ukraina, Abramovic Diusir dari Chelsea, Rugi Hingga Rp 9,7 T, The Blues Dilego
Baca juga: Berita Chelsea, Beli Bensin Buat Bus Tim Pun Kini Susah, Bisa Merugi Rp 10 Triliun Gegara Hal Ini
Menurut analisis Bellingcat, yang merupakan sebuah kelompok jurnalisme investigasi berbasis di Belanda, Roman Abramovich bersama dua negosiator Ukraina mengalami gejala seperti mata merah dan kulit mengelupas di wajah serta tangan.
Abramovich diduga telah diracuni oleh kelompok garis keras dari Moscow.
Kelompok itu disebut ingin menyabotase perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
"Mereka menyalahkan serangan yang dicurigai pada kelompok garis keras di Moskow, yang mereka katakan ingin menyabotase pembicaraan untuk mengakhiri perang," kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, dinukil BolaSport.com dari Wall Street Journal.
Baca juga: Berita Milan, Jorginho Kirim Sinyal, Pemilik Rossoneri Bisa Miliki Saham Chelsea
"Ada juga laporan tambahan bahwa Abramovich kehilangan penglihatan selama beberapa jam sebagai bagian dari gejala keracunan," kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut menambahkan.
Dari hasil investigasi spesialis senjata kimia dan penyelidik Bellingcat, gejala keracunan timbul akibat senjata kimia yang belum diketahui jenisnya.
Selain itu, pakar senjata kimia mengatakan dosis dan jenis racun yang digunakan dalam serangan tersebut kemungkinan memang tidak dimaksudkan untuk merenggut nyawa Abramovich dan dua negosiator perdamaian.
Akan tetapi, hanya ditujukan untuk menakuti para korban.
Gejala yang dialami Abramovich dan dua negosiator lainnya kemudian mereda pada akhir minggu berikutnya.
Untuk Roman Abramovich, gejalanya mereda setelah dirawat di kapal pesiarnya yang bersandar di Turki.