Ini Berbagai Kemungkinan Jika Rusia Tutup Keran Ekspor Gas ke Eropa
Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik. Gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen total konsumsi Eropa.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Rusia telah memberikan batas waktu 31 Maret 2022 kepada negara-negara yang dinilai "tidak ramah" untuk memulai pembayaran impor gas alam dalam rubel.
Aturan pertukaran mata uang baru akan mempengaruhi negara-negara yang memberlakukan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut dan membekukan cadangan mata uang asingnya.
Ini terutama menyangkut beberapa negara Uni Eropa yang sangat bergantung pada pasokan energi Rusia.
Lantas apa yang akan terjadi setelah 31 Maret? Ini berbagai kemungkinan seperti diulas Russia Today, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Hasil Nego Rusia-Ukraina di Istanbul Positif, Pertempuran di Sekitar Kiev Bakal Mereda
Baca juga: NATO Terbelah Hadapi Rusia, Prancis-Jerman Ingin Solusi Damai
Baca juga: Presiden Prancis Sesalkan Ucapan Joe Biden yang Sebut Presiden Putin Tukang Jagal
Pertama, Eropa tidak akan mendapatkan gas jika negara-negara importir itu menolak membayar dalam rubel.
"Kami tidak akan memasok gas secara gratis, ini jelas," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa (29/3/2022).
Ketika ditanya apakah gas akan dimatikan untuk yang tidak membayar, Peskov menjawab: “Tidak ada pembayaran, tidak ada gas.”
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa Rusia belum membuat keputusan akhir tentang bagaimana menanggapi jika negara-negara Eropa menolak untuk membayar dalam mata uang Rusia.
Kedua, Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik. Gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen total konsumsi Eropa.
Impor gas UE dari Rusia tahun ini berkisar antara €200 juta dan €800 juta per hari.
Ketiga, apa yang terjadi jika Eropa tanpa gas Rusia? Komisi Eropa mengatakan berencana untuk mengurangi ketergantungan UE pada gas Rusia.
Usaha itu akan dicapai jauh sebelum 2030. Namun, para ekonom mengatakan tidak mudah untuk mengganti 1.550 terawatt-jam gas Rusia yang dikirim ke UE pada 2021.
Eropa tidak dapat mengganti kekurangan pasokan dengan cepat; itu akan perlu untuk mengekang permintaan.
Sementara itu, peningkatan impor gas alam cair (LNG) di pasar LNG global yang sudah ketat akan memberikan tekanan kenaikan harga yang besar.