Perburuan Komandan Rusia yang Bertanggung Jawab atas Serangan Bucha, Nama Seorang Kolonel Diumumkan
Komandan Rusia yang bertanggung jawab atas pembantaian di Bucha telah diumumkan namanya oleh sumber-sumber Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Rusia yang bertanggung jawab atas pembantaian di Bucha telah diumumkan namanya oleh sumber-sumber Ukraina.
Dilansir Evening Standard, Letnan Kolonel Azatbek Omurbekov memimpin Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64 yang menduduki Bucha, kota di wilayah Kyiv di mana para tentaranya diduga membantai penduduk setempat.
Bukti yang berkembang menunjukkan kekejaman di Bucha di mana perempuan dan anak-anak setempat dilaporkan dilecehkan dan ditembak.
Aktivis Ukraina dan detektif web dilaporkan telah mengidentifikasi keberadaan pasukan Omurbekov, yang biasanya berbasis di timur Rusia, dan sejumlah unit militer Rusia lainnya.
Kelompok relawan Tretya Sila melaporkan: "Di Bucha ada unit militer 51460 dari desa Knyaze-Volkonskoye, wilayah Khabarovsk."
"Sebentar lagi semua pembunuh, pemerkosa, dan penjarah ini akan diketahui namanya."
Baca juga: Zelensky: Saya Ingin Ibu dari Tentara-tentara Rusia Lihat Jasad Orang-orang yang Terbunuh di Bucha
Baca juga: Rusia Dituding Bantai Warga di Bucha, Saksi Mata: Tembakan Terkontrol Mengarah ke Kepala
Relawan InformNapalm menyebut Omurbekov adalah bagian dari unit 51460 dari Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64.
Juga di kota itu, menurut pihak Ukraina, ada pasukan dari beberapa unit Rusia lainnya, meskipun sejauh ini tidak ada komandan lain yang disebutkan namanya.
Apa yang Terjadi di Bucha?
Ukraina menuduh tentara Rusia telah melakukan "pembantaian" di Bucha, sebuah kota di barat laut Kyiv yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina.
Mayat warga sipil ditemukan tergeletak di jalan-jalan.
Mengutip inquirer.net, ini yang terjadi di Bucha.
- Kota yang hancur
Bucha, kota komuter berpenduduk sekitar 37.000 orang di luar Kyiv, serta kota terdekat Irpin, mengalami pertempuran sengit sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.