Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inggris Selidiki Dugaan Penggunaan Senjata Kimia Rusia di Mariupol Ukraina

Inggris menyelidiki dugaan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia dalam serangan di kota Mariupol, Ukraina.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Inggris Selidiki Dugaan Penggunaan Senjata Kimia Rusia di Mariupol Ukraina
AFP/FADEL SENNA
Petugas pemadam kebakaran dan prajurit Ukraina berjalan di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 21 Maret 2022. - Inggris menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh Rusia dalam serangan di Mariupol. 

Dia mengatakan pasukan Ukraina bertanggung jawab.

Pemandangan udara yang diambil pada 6 April 2022 ini menunjukkan bangunan tempat tinggal yang hancur di kota Borodianka, barat laut Kyiv, pada 6 April 2022, selama invasi militer Rusia diluncurkan ke Ukraina. - Mundurnya Rusia minggu lalu telah meninggalkan petunjuk tentang pertempuran yang dilancarkan untuk menguasai Borodianka, hanya 50 kilometer (30 mil) barat laut ibukota Ukraina, Kyiv.
 (Photo by NICOLAS GARCIA / AFP)
Pemandangan udara yang diambil pada 6 April 2022 ini menunjukkan bangunan tempat tinggal yang hancur di kota Borodianka, barat laut Kyiv, pada 6 April 2022, selama invasi militer Rusia diluncurkan ke Ukraina. - Mundurnya Rusia minggu lalu telah meninggalkan petunjuk tentang pertempuran yang dilancarkan untuk menguasai Borodianka, hanya 50 kilometer (30 mil) barat laut ibukota Ukraina, Kyiv. (Photo by NICOLAS GARCIA / AFP) (AFP/NICOLAS GARCIA)

Jumlah orang yang meninggalkan kota telah turun karena pasukan Rusia telah memperlambat pemeriksaan sebelum keberangkatan, Petro Andryushchenko, seorang pembantu wali kota Mariupol pada Senin.

Sekitar 10.000 orang sedang menunggu pemeriksaan oleh pasukan Rusia, katanya.

Rusia tidak mengizinkan personel militer untuk pergi dengan pengungsi sipil.

Mengutip angka dari pemerintah kota Mariupol, ombudswoman hak asasi manusia Ukraina, Lyudmyla Denisova, mengatakan 33.000 penduduk Mariupol telah dideportasi ke Rusia atau wilayah yang dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Rusia mengatakan pada hari Minggu, bahwa mereka telah mengevakuasi 723.000 orang dari Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia.

"Para saksi melaporkan bahwa pasukan penjaga nasional Rusia dan unit 'Kadyrovite' (Chechnya) melakukan penangkapan ilegal, menyiksa tahanan dan mengeksekusi mereka karena sikap pro-Ukraina," di Mariupol, kata Denisova dalam sebuah posting di Telegram.

Baca juga: Rusia Tumpuk Pasukan ke Perbatasan Timur Ukraina, Kyiv: Mereka Siapkan Serangan Berskala Besar

Baca juga: Zelenskyy: Saya Tidak Mengerti Kenapa Orang Rusia Benci Ukraina

BERITA REKOMENDASI

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Geraschenko, mengatakan dalam wawancara yang disiarkan televisi pada hari Senin, bahwa orang-orang yang dideportasi Ukraina ditahan di sanatoria dan kamp liburan yang dijaga.

"Orang-orang ini tidak diizinkan untuk bergerak bebas, atau memiliki akses gratis ke platform komunikasi untuk menghubungi kerabat mereka di Ukraina," katanya, tanpa mengutip bukti langsung.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah pos pemeriksaan di sepanjang koridor yang dikontrol Rusia antara Mariupol ke kota Zaporizhzhia di Ukraina telah bertambah dari tiga menjadi 15.

Mariupol termasuk di antara sembilan koridor kemanusiaan yang disepakati dengan Rusia pada hari Senin untuk mengevakuasi orang-orang dari wilayah timur yang terkepung, tetapi koridornya hanya untuk mobil pribadi, kata Vereshchuk di Telegram.

Tidak mungkin menyepakati penyediaan bus, katanya.


(Tribunnews.com/Yurika)

Berita lain Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas