Penembakan Brutal di Brooklyn, Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban
KJRI New York berkoordinasi dengan Departemen Kepolisian New York (NYPD) memantau kondisi WNI usai penembakan brutal di kereta bawah tanah Brooklyn.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Sebanyak 23 orang dilaporkan menjadi korban dalam aksi penembakan brutal di kereta bawah tanah Brooklyn, New York, pada Selasa (12/4/2022) pagi.
Namun, belum ada laporan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan KJRI New York berkoordinasi dengan Departemen Kepolisian New York (NYPD) untuk memantau kondisi WNI.
Termasuk terus menjalin komunikasi dengan komunitas masyarakat Indonesia.
“KJRI NY telah berkoordinasi dengan NYPD dan juga menjalin kontak dengan komunitas masyarakat Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi mengenai adanya korban WNI,” kata Judha saat dihubungi lewat pesan, Rabu (13/4/2022).
Baca juga: Kronologi Penembakan di Kereta Bawah Tanah Brooklyn New York, 23 Orang Terluka
Baca juga: Berita Foto : Penembakan Massal di Subway New York
Dikutip dari NYTimes, Rabu (13/4/2022), kepolisian New York City merinci 23 orang yang menjadi korban dari serangan tersebut.
Sebanyak 10 orang mengalami luka-luka akibat tembakan yang dilepaskan pelaku.
Sementara 13 orang lainnya menderita sesak napas akibat menghirup asap dari granat gas milik pelaku.
"Yang lainnya luka karena panik dan terjatuh," kata Kepala Detektif NYPD James Essig.
Kronologi kejadian penyerangan di kereta bawah tanah di NYC terjadi ketika kereta yang sedang menuju Manhattan.
Kereta menunggu untuk memasuki kereta bawah tanah di 36th Street pada pukul 8:24 pagi waktu setempat.
Seketika seorang pria yang sudah mengenakan masker gas melemparkan sebuah tabung dari tasnya dan membukanya.
“Kereta pada saat itu mulai dipenuhi asap. Dia kemudian melepaskan tembakan, menyerang banyak orang di kereta bawah tanah dan di peron," ujar polisi.
Kepolisian New York menggambarkan ciri-ciri diduga tersangka sebagai pria bertubuh kekar dan mengenakan rompi tipe green construction dan kaus bertudung.
Hingga saat ini pelaku masih buron dan dalam pengejaran.