Daftar Bantuan Senjata Amerika Serikat untuk Menyokong Militer Ukraina, Ada Howitzer hingga Drone
Pemerintahan Joe Biden telah mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina, senilai 800 juta dolar Amerika Serikat mencakup meriam howitzer
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan telah menolak permintaan senjata mematikan dalam pembicaraan tingkat menteri Jumat lalu.
Juru bicara Menteri Pertahanan, Suh Wook menegaskan kembali terkait sikap itu, dengan mengatakan bahwa Suh telah menjelaskan kepada mitranya dari Ukraina, Oleksii Reznikov bahwa ada batasan di Korea Selatan dalam menyediakan senjata mematikan ke Ukraina, mengingat situasi keamanan dan potensi dampaknya terhadap militer Korsel.
Kyiv mengirimkan permohonan resmi untuk bantuan militer dan kemanusiaan kepada masyarakat internasional awal bulan lalu.
Daftar barang yang dibutuhkan termasuk senjata seperti senapan dan rudal anti-tank.
Korea Selatan mengirimkan barang-barang militer senilai 1 miliar won, seperti helm antipeluru, tenda dan selimut, serta persediaan medis.
Suh mengatakan, Korea Selatan akan mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak pasokan semacam itu ke Ukraina.
Dalam pidatonya, Zelensky berterima kasih kepada Majelis Nasional karena memberinya kesempatan untuk berbicara dengan rakyat Korea Selatan.
Dia juga memutar klip video yang menunjukkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan Rusia di kota Mariupol Ukraina, mengatakan Rusia tidak akan berhenti dan tidak peduli dengan jumlah kematian.
"Saat ini tidak ada harapan bahwa Rusia akan berhenti dengan sendirinya. Kita harus membuat Rusia memilih perubahan dengan memobilisasi komunitas internasional," kata Zelensky.
Perusahaan internasional dapat melakukan bagian mereka dengan menarik diri dari Rusia dan berhenti mendukung ekonomi Rusia, katanya.
Dia menambahkan bahwa Moskow akan "mencoba membuat kompromi dengan dunia" jika dipaksakan.
Zelensky juga meminta Korea Selatan untuk membantu Ukraina mempertahankan hak mereka untuk hidup damai, mencatat bahwa Korea Selatan mampu mengatasi Perang Korea 1950-53 dengan bantuan dari masyarakat internasional.
"Semua negara memiliki hak untuk merdeka," katanya.
"Saya meminta Anda untuk bergabung dengan kami saat kami melawan Rusia."